
Amerika, TeropongJakarta.com – Hidup jauh dari kampung halaman bukan alasan bagi Lilik Hayes untuk meninggalkan akar budayanya. Perempuan asal Jawa ini justru menjadikan kehidupannya di Amerika Serikat sebagai panggung untuk mengenalkan kekayaan kuliner Indonesia, khususnya masakan Jawa, kepada keluarga barunya di negeri Paman Sam.
Lilik, yang kini tinggal di Amerika bersama sang suami yang merupakan warga negara Amerika, aktif membagikan kesehariannya melalui media sosial. Dalam unggahan-unggahannya, ia kerap menunjukkan momen-momen sederhana tapi sarat makna, seperti memasak, makan bersama keluarga, hingga berburu bahan makanan Asia.
“Awalnya saya nganggur hampir dua tahun karena proses Green Card belum selesai. Saya nggak bisa kerja, dan nggak bisa keluar masuk Amerika,” cerita Lilik saat dihubungi TeropongJakarta.com, Kamis pekan ini. “Rasanya sepi, nggak punya teman sebangsa, sampai akhirnya ada yang nyaranin saya bikin vlog.”

Dengan dukungan penuh dari sang suami, Lilik mulai memberanikan diri mendokumentasikan kehidupan sehari-hari mereka di Amerika. Salah satu konten favoritnya adalah saat memasak makanan khas Indonesia. Video-videonya memperlihatkan bagaimana ia memasak rendang, bakso, soto, hingga sambal terasi yang aromanya khas itu memenuhi dapur rumah mereka.
“Pertama kali saya masak pakai terasi, saya sempat takut suami protes karena baunya. Tapi ternyata dia malah senang. Bahkan sekarang dia yang semangat nganterin saya keliling toko Asia buat cari bahan masakan,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Bagi Lilik, memasak bukan sekadar mengisi perut. Di balik setiap racikan bumbu dan rempah, ada rasa rindu yang ia tuangkan, serta semangat menjaga identitas sebagai perempuan Jawa meski tinggal ribuan kilometer dari tanah kelahiran.
“Saya di rumah ngomong tiga bahasa: Jawa, Indonesia, sama Inggris. Kalau lagi masak atau ngobrol sama keluarga di Indonesia lewat video call, saya tetap pakai bahasa Jawa. Rasanya kayak tetap tinggal di kampung,” ujarnya.

Yang membuatnya terharu, keluarga suaminya justru sangat menikmati dan menghargai setiap masakan yang ia sajikan. “Kalau saya masak bakso, mereka makan sampai kuahnya bersih. Terus bilang, ‘Thank you, it’s delicious!’ Saya sampai nangis terharu,” ucapnya.
Kecintaan Lilik pada masakan Indonesia juga lahir dari kegagalannya cocok dengan rasa makanan lokal. “Saya suka masak sendiri karena makanan sini kurang cocok di lidah saya. Kalau masak sendiri tuh puas, bisa sesuai selera,” katanya.
Dalam unggahannya, Lilik juga kerap menyelipkan tips memasak dan cerita di balik setiap hidangan. Ia berharap, apa yang ia lakukan bisa menjadi inspirasi bagi para perantau lain untuk terus menjaga budaya dan mengenalkan cita rasa Nusantara ke dunia.
“Dengan masak makanan Indonesia di luar negeri, kita bukan cuma mengobati rindu, tapi juga memperkenalkan budaya kita. Bahkan, bisa bikin mertua dan keluarga pasangan makin sayang sama kita,” katanya sambil tertawa.

Kini, konten Lilik di media sosial semakin dikenal. Ia tak hanya mengisi waktu dengan kegiatan positif, tapi juga mempererat hubungan antarbudaya lewat jalur kuliner rumahan.
Perjalanan Lilik membuktikan bahwa perempuan perantau tak hanya mampu beradaptasi, tapi juga bisa menjadi duta budaya dari dapur rumah sendiri. Melalui makanan, ia membawa sepotong Indonesia ke meja makan keluarga Amerika.
“Bagi saya, memasak itu cara paling jujur untuk menunjukkan cinta. Dan lewat masakan, saya bisa merasakan ‘pulang’ meski tinggal jauh dari rumah,” pungkasnya.