
Purbalingga, TeropongJakarta.com – Pagi hari di GOR Goentoer Darjono, seorang perempuan muda tampak berlari pelan sambil sesekali mengatur posisi kamera. Dialah Vera Regina Azaria, atau dikenal luas di media sosial dengan nama Verara. Bagi Vera, olahraga bukan sekadar rutinitas, tapi juga sumber inspirasi untuk konten yang ia bagikan setiap hari.
Berawal dari kecintaan terhadap videografi, Vera mulai mendokumentasikan aktivitasnya sebagai cara mengekspresikan diri. “Aku suka videografi dari dulu. Terus aku pikir, kenapa enggak digabung sama hal yang aku suka kayak olahraga dan kuliner?” kata Vera kepada TeropongJakarta, melalui pesan singkat.
Kini, akun Verara di media sosial dikenal sebagai salah satu konten kreator Gen Z yang konsisten membahas empat tema utama: food, travel, sport, dan beauty. Gaya penyampaiannya yang ringan, jujur, dan penuh estetika membuat banyak pengikutnya merasa dekat dan terhubung.

Salah satu kekuatan Verara sebagai food vlogger Purbalingga adalah kemampuannya menemukan tempat-tempat makan yang sedang naik daun, khususnya yang digemari anak muda. Ia merekomendasikan berbagai makanan dan minuman yang “relate” dengan selera Gen Z, mulai dari es kopi susu lokal hingga mie pedas kekinian yang viral di TikTok.
Namun bukan hanya soal rasa. Vera juga membingkai setiap kunjungan kulinernya dengan elemen visual yang apik dan narasi yang mengalir. “Aku selalu berusaha jadi diri sendiri. Nggak ikut-ikutan gaya orang lain. Kalau lagi ngonten, aku tetap pengin kelihatan anggun dan sopan,” ujarnya.
Keanggunan itu pula yang ia bawa ke segmen olahraga. Sebagai influencer olahraga wanita, Vera kerap mengajak pengikutnya untuk mulai hidup sehat. Ia kerap mengunggah rutinitas lari pagi, yoga ringan, hingga tips menjaga stamina di tengah jadwal padat.

Rute favoritnya adalah jalan raya Purbalingga yang masih asri di pagi hari, atau lintasan GOR yang aman bagi pelari pemula. “Yang penting safety. Aku juga selalu kasih reminder ke followers soal pentingnya warming up dan hidrasi,” kata Vera, sambil tertawa kecil.
Konten kecantikan pun tak luput dari perhatiannya. Vera percaya bahwa perawatan diri adalah bentuk penghargaan terhadap tubuh. Ia membagikan tips skincare, review produk lokal, hingga makeup sederhana yang cocok untuk remaja dan wanita aktif. Semua dikemas dalam tone suara yang ramah dan informatif.
Di balik konsistensinya, Vera juga menghadapi tantangan. Ia menyadari bahwa mayoritas audiensnya masih terfokus di usia remaja dan dewasa muda. Untuk memperluas jangkauan, ia mulai merancang format konten baru yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. “Aku pengin bikin konten yang juga bisa nyambung ke ibu-ibu, atau keluarga muda,” ujarnya.

Meski berasal dari kota kecil, semangat Vera untuk berkarya tak pernah surut. Ia ingin membuktikan bahwa tren konten media sosial tak harus berasal dari kota besar. “Kita bisa mulai dari mana saja. Yang penting jujur, konsisten, dan punya niat baik buat berbagi,” kata Vera.
Verara kini bukan hanya tentang Vera. Ia telah menjadi ruang digital yang menginspirasi, menghibur, dan memotivasi. Di tengah derasnya arus konten yang instan dan sensasional, langkah ringan Vera menjadi pengingat bahwa konten yang tulus akan selalu menemukan jalannya.