
Jakarta, TeropongJakarta.com – Nety Dyah mungkin tidak asing di kalangan komunitas voli Indonesia. Namun, di balik identitasnya sebagai atlet voli, perempuan asal Solo ini ternyata menemukan ketenangan baru dalam derap langkahnya di dunia lari.
“Lari itu seperti meditasi yang bergerak,” ujar Nety saat berbincang dengan TeropongJakarta. “Setiap kali beban pikiran menumpuk, aku justru berlari lebih jauh. Anehnya, di tengah kelelahan itu, jawaban atas pertanyaan hidup sering muncul sendiri.”
Kegemarannya terhadap lari tumbuh secara organik. Awalnya hanya iseng, kini aktivitas ini berubah menjadi ritual self-healing yang ia jalani hampir setiap minggu. “Kalau sedang tidak ada jadwal latihan voli atau urusan kantor, aku pasti menyempatkan diri lari,” tuturnya.

Sebagai atlet voli yang telah malang melintang lebih dari satu dekade, Nety mengaku bahwa disiplin olahraga tim dan lari memberinya energi berbeda. “Voli mengajarkanku kerja sama, sementara lari memberiku ruang untuk berdialog dengan diri sendiri,” jelasnya.
Meski begitu, mengatur waktu antara dua dunia ini bukan perkara mudah. “Agak susah membagi waktu, tapi selama ada kemauan, pasti ada jalan,” ujarnya sambil tertawa. Ia mengibaratkan hidupnya seperti maraton butuh pacing yang tepat agar tidak kehabisan tenaga di tengah jalan.
Bagi Nety, lari bukan sekadar aktivitas fisik. “Ketika aku berlari, pikiran-pikiran yang biasanya berisik justru mulai tertata. Aku sering dapat pencerahan di kilometer ketiga,” ceritanya.

Ia juga menemukan komunitas baru melalui hobi larinya. “Di voli, aku sudah punya keluarga besar. Sekarang, lewat lari, aku bertemu orang-orang dengan cerita berbeda yang memperkaya perspektifku,” ungkapnya.
Nety berpesan khususnya kepada generasi muda, terutama rekan-rekannya di TNI. “Jangan pernah ragu mencoba hal baru. Kita tidak pernah tahu di mana keberuntungan akan menemui kita,” katanya.
Ia menekankan bahwa kunci kesuksesan bukan terletak pada bakat, melainkan konsistensi. “Banyak yang lebih hebat dariku, tapi selama kita tekun, hasil pasti akan mengikuti,” ujarnya penuh keyakinan.

Ke depan, Nety berharap bisa tetap konsisten menekuni kedua passion-nya. “Voli sudah memberiku segalanya. Sekarang, aku ingin menikmati proses dalam lari tanpa target menang atau kalah,” tuturnya.
Terakhir, ia berbagi filosofi hidupnya: “Hidup ini seperti lari. Kadang kita lelah, tapi selama tidak berhenti, kita tetap bergerak maju.”