
Tulungagung, TeropongJakarta.com – Di balik kesibukannya sebagai seorang bidan dan ibu dua anak, Desi Surya menemukan cara untuk menjaga keseimbangan hidup. Perempuan asal Tulungagung ini memanfaatkan waktu luang sepulang kerja untuk berolahraga, terutama lari, demi menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
Setiap pagi, Desi menjalani tugasnya sebagai tenaga kesehatan di sebuah klinik di Tulungagung. Ia melayani pasien, menangani persalinan, dan memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Namun ketika jam kerja usai, ia mengenakan sepatu lari dan mulai berlari, menjadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas.
Konsistensinya bukan tanpa alasan. Desi mulai tertarik pada olahraga lari karena pengalaman pribadinya di dunia kesehatan. Ia sering melihat pasien muda datang ke ruang gawat darurat dengan penyakit kronis seperti jantung, stroke, dan diabetes. “Itu bikin saya takut, banyak yang usianya masih muda tapi udah kena penyakit berat,” katanya.

Sebagai seorang ibu, Desi ingin menua dengan sehat agar bisa terus mendampingi anak-anaknya hingga mereka dewasa. Itulah yang mendorongnya untuk mengubah gaya hidup, mulai dari memperbaiki pola makan hingga rutin berolahraga. Ia memilih lari karena olahraga ini murah, fleksibel, dan mudah dilakukan kapan saja.
Menurut Desi, tantangan terbesar bukanlah memulai olahraga, tetapi mempertahankan konsistensinya. “Kadang capek habis kerja, tapi saya paksakan. Minimal empat kali seminggu saya lari. Kalau hari Minggu, saya bisa lebih lama karena libur kerja,” ujarnya.
Sebagai tenaga kesehatan, Desi juga kerap menyisipkan pesan gaya hidup sehat kepada pasien-pasiennya. Ia menyarankan pola makan sehat, olahraga teratur, dan mengurangi kebiasaan sedentari. “Banyak penyakit itu berawal dari pola hidup yang buruk. Kita harus mulai dari diri sendiri dulu,” katanya.

Ia pun menjadi inspirasi di lingkungan kerjanya. Banyak rekan sesama bidan dan tenaga medis yang mulai tertarik mengikuti jejaknya untuk berolahraga dan menjaga pola makan. Lingkungan klinik tempatnya bekerja kini perlahan berubah menjadi komunitas kecil yang mendukung gaya hidup sehat.
Awal tahun 2025, Desi mulai mengikuti lomba-lomba lari di dalam dan luar kota. Baginya, mengikuti race bukan soal menang, tapi memperluas pengalaman dan membangun semangat baru. “Ketemu banyak pelari dari berbagai daerah, saling support, dan itu bikin saya makin semangat,” katanya sambil tersenyum.
Lari bukan hanya aktivitas fisik bagi Desi. Ia menjadikannya sebagai ruang pribadi untuk refleksi, mengurangi stres, dan menjaga kesehatan mental. “Bagi saya, lari itu me time. Bisa mikir, bisa lepas dari rutinitas sejenak,” ujarnya.

Ia berharap bisa terus menjaga konsistensinya berolahraga, meski tantangan pasti akan datang. Sebab, menurutnya, mempertahankan gaya hidup sehat adalah investasi jangka panjang. “Kita nggak pernah tahu sampai kapan hidup ini, tapi setidaknya kita bisa usahakan yang terbaik,” katanya.
Desi Surya membuktikan bahwa menjadi ibu, pekerja, dan tetap aktif berolahraga bisa dilakukan secara bersamaan. Kuncinya adalah manajemen waktu, kemauan kuat, dan komitmen pada diri sendiri. Ia berharap semakin banyak perempuan, khususnya para ibu, yang terinspirasi untuk hidup lebih sehat.
Bidan asal Tulungagung ini menutup obrolan dengan pesan sederhana namun kuat: “Apapun olahraganya, yang penting bertahan. Karena konsistensi itu kunci. Kita butuh tubuh yang sehat untuk perjalanan hidup yang masih panjang.”