
JAKARTA, TeropongJakarta.com – Di balik seragam resmi Korps Bhayangkara, ada sosok muda dengan semangat belajar tinggi dan hasrat menjelajah luar biasa. Dialah Verren Vinayaka Deva, perwira lulusan Akademi Kepolisian tahun 2021 yang kini bertugas di bidang lalu lintas. Bukan hanya cakap menjalankan tugas negara, Verren juga berhasil menyelesaikan dua program magister di dua negara berbeda Indonesia dan Skotlandia dalam kurun waktu tiga tahun.
Verren merupakan darah campuran Sunda, Manado, Jawa, dan Tionghoa. Keberagaman ini membentuk kepribadiannya yang terbuka dan adaptif. Pada tahun 2022, ia memulai studi S2 di Universitas Airlangga Surabaya, mengambil jurusan Kajian Ilmu Kepolisian. Kuliah ini dijalani secara daring sembari tetap aktif menjalankan tugas sebagai polisi.
Tantangan besar datang pada tahun 2023, saat ia mendapat tawaran beasiswa ke luar negeri. Tanpa ragu, ia mendaftar program master di University of Edinburgh, Skotlandia, dalam bidang Transport Planning and Engineering. “Waktu itu saya sedang semester 3 dan fokus pada penulisan tesis. Awalnya ingin mundur dari kuliah dalam negeri, tapi dosen menyarankan untuk lanjut karena tinggal tesis,” ungkapnya.

Pilihan untuk menjalani dua kuliah sekaligus bukan hal mudah. Ia harus menyusun waktu secara ketat agar keduanya bisa berjalan beriringan. Saat awal kuliah di Edinburgh pada September 2023, Verren tetap menulis tesisnya untuk kampus di Indonesia. Ia berhasil melaksanakan seminar proposal pada November secara online.
Namun sidang tesis berbeda. “Sempro boleh online, tapi sidang tesis harus offline. Saya terus berkoordinasi agar bisa sidang daring karena masih berada di Skotlandia. Butuh waktu dan kesabaran, tapi akhirnya diizinkan,” cerita Verren. Ia pun berhasil menyelesaikan studi dalam negeri dengan baik, meski wisuda baru bisa diikuti setelah kembali ke Indonesia.
Kehidupan di luar negeri tak semudah yang dibayangkan. Adaptasi terhadap aksen British, suhu dingin Skotlandia, hingga perasaan homesick menjadi tantangan tersendiri. Namun semua itu menjadi pembelajaran berharga. “Saya jadi bisa membandingkan langsung bagaimana sistem transportasi dan kehidupan masyarakat Barat, yang ternyata sangat menginspirasi,” ujarnya.

Pada 2025, Verren resmi menyandang dua gelar akademik: M.Si dari Universitas Airlangga dan M.Sc dari University of Edinburgh. Pencapaian ini tidak hanya membanggakan, tapi juga membuktikan bahwa keterbatasan waktu bisa diatasi dengan kemauan dan manajemen yang tepat.
Di luar rutinitas akademik dan profesi, Verren punya cara unik untuk menjaga kesehatan mental. Ia menekuni berbagai olahraga ekstrem seperti rope jump, canyoneering, dan dalam waktu dekat ingin belajar berkuda serta hiking. “Awalnya cuma coba-coba untuk stress release, tapi ternyata nagih,” katanya sambil tersenyum.

Baginya, hidup adalah tentang keseimbangan antara tugas, hobi, dan pendidikan. “Kalau memang sedang libur, saya gunakan untuk traveling. Tapi kalau sibuk, ya fokus ke pekerjaan. Semuanya bisa dijalani asal kita mau dan ikhlas,” kata Verren, yang percaya masa muda harus dimanfaatkan dengan maksimal.
Pengalaman kuliah ganda di dua negara menjadi cerita tak terlupakan dalam hidupnya. Selain memperluas wawasan, ia juga belajar manajemen waktu dan ketahanan mental. “Banyak pusingnya, tapi nyatanya bisa dilewati,” katanya. “Saya jadi tahu kapasitas diri saya sebenarnya sejauh mana.”
Kini, Verren kembali bertugas penuh sebagai perwira lalu lintas. Namun bekal ilmu dan pengalaman internasional membuatnya lebih percaya diri menghadapi tantangan kerja. Ia berharap bisa terus memberi kontribusi positif, baik dalam institusi kepolisian maupun bagi pengembangan transportasi di Indonesia.