
Bandung, TeropongJakarta.com – Fiska Nur Kilatul Jannah, seorang aktivis muda asal Bandung, telah menginspirasi banyak orang dengan komitmennya terhadap pemberdayaan perempuan melalui pendidikan. Baginya, mimpi yang tinggi dan orang tua adalah dua faktor utama yang memotivasi dirinya untuk terus berprogres. “Saya ingin membuat orang tua saya bangga dan bahagia dengan mewujudkan mimpi-mimpi saya, langkah demi langkah,” ujar Fiska, dengan penuh semangat.
Sebagai seorang perempuan muda yang berambisi besar, Fiska menyadari pentingnya pendidikan dalam meraih mimpi. Ia juga melihat bahwa masih banyak perempuan di Indonesia yang belum sepenuhnya memahami nilai pendidikan, terutama di daerah pedesaan. “Dalam survei PISA 2022, Indonesia berada di peringkat ke-66 dari 88 negara dalam hal kualitas pendidikan. Di pedesaan, 33% perempuan hanya lulusan SD, dan 29% perempuan di perkotaan hanya lulusan sekolah menengah,” ungkap Fiska, mengutip data yang menggambarkan kesenjangan pendidikan di tanah air.
Fiska tidak tinggal diam. Ia melihat bahwa masih banyak perempuan yang terjebak dalam pola pikir tradisional yang menganggap bahwa peran perempuan hanya sebatas mengurus rumah tangga. “Mindset seperti ini masih sangat kental di pedesaan. Banyak yang beranggapan bahwa perempuan tidak perlu pendidikan tinggi karena tugas mereka hanya di dapur,” jelasnya. Fiska percaya bahwa perempuan memiliki potensi besar yang harus dikembangkan melalui pendidikan.

Dalam pandangan Fiska, perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anak mereka. “Pendidikan yang baik di rumah dimulai dari ibu. Jika seorang ibu berpendidikan, maka anak-anaknya akan tumbuh menjadi generasi yang cerdas, beretika, dan memiliki kualitas yang baik,” tegasnya. Itulah mengapa, menurutnya, pemberdayaan perempuan melalui pendidikan adalah langkah penting dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
Selain fokus pada pendidikan, Fiska juga menekankan pentingnya keterampilan public speaking bagi perempuan. “Public speaking adalah salah satu keterampilan yang sangat penting untuk kemajuan karir dan kesejahteraan hidup. Saya aktif mengunjungi berbagai forum diskusi dan menjadi pembicara di acara-acara yang berkaitan dengan public speaking, khususnya untuk remaja,” kata Fiska. Ia berharap, dengan kemampuan berbicara di depan umum, para remaja, terutama perempuan, dapat lebih percaya diri dalam menyampaikan gagasan dan ide mereka.
Menurut Fiska, cara untuk membangun kepercayaan diri dalam public speaking adalah dengan niat yang kuat dan latihan yang terus menerus. “Langkah pertama adalah yakin dalam diri kita bahwa kita bisa melakukannya dengan baik. Kemudian, berlatih secara konsisten dan mencari ilmu tentang teknik public speaking. Jangan lupa, mental dan fisik yang siap juga sangat penting untuk menghadapinya,” tambahnya. Fiska sendiri telah menjadi pembicara di berbagai sekolah dan organisasi, berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengatasi rasa takut berbicara di depan umum.

Namun, seperti yang dialami banyak orang sukses, perjalanan Fiska tidak tanpa tantangan. “Tantangan terbesar adalah orang-orang yang tidak suka melihat kesuksesan kita. Mereka akan mencoba menjatuhkan kita, tapi kita tidak boleh terganggu. Fokuslah pada tujuan kita dan terus berkembang,” ujar Fiska. Ia percaya bahwa setiap orang harus berani untuk bermimpi besar dan tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain yang cenderung pesimis.
Selain itu, Fiska juga mencatat bahwa sebagian remaja masih menutup diri karena merasa tidak berbakat. “Padahal, banyak dari mereka yang belum mengenali potensi diri mereka. Mereka menganggap profil Instagram yang sepi lebih estetik, padahal sekarang ini, kita harus menonjolkan kemampuan kita agar dikenal dan membawa branding yang positif,” ungkapnya. Bagi Fiska, penting bagi setiap remaja untuk mengenali bakat dan kemampuan diri, serta berani menunjukkan potensi mereka ke dunia luar.
Sebagai seorang aktivis, Fiska memiliki kecintaan mendalam terhadap dunia organisasi. “Bergelut di dunia organisasi memberikan saya kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang berpengaruh dan berpengalaman yang menjadi mentor saya. Mereka adalah sumber inspirasi yang memotivasi saya untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam pemberdayaan perempuan,” ujar Fiska.

Visinya adalah untuk mendorong perempuan Indonesia memiliki growth mindset, yaitu pola pikir yang terus berkembang dan belajar. “Pendidikan sangat penting bagi diri sendiri, bangsa, dan negara. Dengan pendidikan, perempuan bisa memperbaiki pola pikir dan menjadi pribadi yang bijaksana, serta bisa mengambil keputusan yang tepat,” ungkap Fiska. Ia juga menambahkan bahwa pendidikan membuka peluang bagi perempuan untuk mandiri, tidak tergantung pada orang lain, dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
Fiska berharap perempuan di Indonesia bisa semakin sadar bahwa mereka adalah agen perubahan dalam masyarakat. “Perempuan harus berdaya untuk berkarya dan berkarir. Dengan begitu, mereka bisa mengimplementasikan kemampuan dan bakat mereka untuk kemajuan diri dan bangsa,” katanya. Menurutnya, perempuan tidak hanya harus fokus pada peran domestik, tetapi juga mampu berkontribusi di berbagai bidang.
Dalam pandangannya, pendidikan bukan hanya sekadar belajar di sekolah, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bisa mengembangkan diri menjadi individu yang lebih baik. “Pendidikan yang baik akan mengubah cara berpikir, memperbaiki perilaku, dan memberikan solusi terhadap berbagai masalah. Itu sebabnya pendidikan bagi perempuan sangat penting untuk menciptakan generasi yang lebih cerdas dan berbudi pekerti,” ujar Fiska.
Sebagai aktivis dan pembicara, Fiska berharap banyak perempuan yang terinspirasi oleh perjuangannya dan menjadi bagian dari generasi baru yang terus berjuang untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan. “Saya berharap banyak Kartini masa kini yang semangat berjuang dalam pemberdayaan perempuan untuk melahirkan generasi bangsa yang cerdas, tangguh, dan penuh semangat,” tutupnya penuh harap.