Jakarta, TeropongJakarta.com – Hari Buku adalah perayaan tahunan yang menggaungkan pentingnya membaca, penerbitan, dan hak cipta di seluruh dunia. Hari Buku memiliki sejarah panjang yang berawal dari Spanyol dan berkembang menjadi perayaan global.
Perayaan Hari Buku pertama kali diinisiasi di Spanyol pada tahun 1923 oleh penulis Valencian Vicente Clavel Andrés. Clavel Andrés mengusulkan ide ini kepada Kamar Buku Spanyol di Barcelona dengan tujuan untuk meningkatkan minat membaca dan menghormati penulis. Awalnya, Hari Buku direncanakan dirayakan pada 7 Oktober, yang diyakini sebagai tanggal lahir Miguel de Cervantes, penulis dari novel terkenal “Don Quixote.”
Namun, pada tahun 1930, tanggal perayaan Hari Buku diubah menjadi 23 April. Tanggal ini dipilih untuk memperingati hari kematian Miguel de Cervantes pada tahun 1616. Menariknya, tanggal 23 April juga merupakan hari kematian penulis terkenal lainnya, William Shakespeare, serta Inca Garcilaso de la Vega, menjadikannya momen yang tepat untuk merayakan literasi global.
Pada tahun 1995, UNESCO menetapkan 23 April sebagai Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia atau World Book and Copyright Day. Penetapan ini dilakukan untuk mempromosikan pentingnya membaca, penerbitan, dan perlindungan hak cipta di seluruh dunia. UNESCO berusaha mendorong masyarakat internasional untuk mengenali nilai buku sebagai jendela ilmu pengetahuan, budaya, dan informasi, serta sebagai alat penting untuk pendidikan dan komunikasi.
Hari Buku dirayakan dengan berbagai kegiatan di seluruh dunia. Di Spanyol, terutama di daerah Catalonia, perayaan ini disebut “La Diada de Sant Jordi” atau Hari St. George. Pada hari ini, ada tradisi saling memberikan buku dan bunga mawar. Di Inggris dan Irlandia, Hari Buku Dunia dirayakan pada hari Kamis pertama di bulan Maret, agar tidak bertepatan dengan ujian sekolah yang biasanya berlangsung pada bulan April.
Negara-negara lain juga mengadakan berbagai acara seperti pameran buku, penandatanganan buku oleh penulis, serta kegiatan literasi di sekolah dan perpustakaan. Perayaan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya membaca, tetapi juga mendukung industri penerbitan dan hak cipta yang melindungi karya penulis.
Hari Buku memainkan peran penting dalam meningkatkan minat membaca di kalangan masyarakat. Dengan adanya perayaan ini, diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk lebih mencintai buku dan menjadikan membaca sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, Hari Buku juga menekankan pentingnya hak cipta, yang melindungi karya intelektual dan memberikan penghargaan yang layak kepada penulis dan penerbit.
Secara keseluruhan, Hari Buku adalah momen untuk merayakan dan mempromosikan cinta terhadap literasi. Perayaan ini menjadi pengingat akan kekuatan buku dalam memperkaya pikiran, membuka wawasan, dan menghubungkan manusia dari berbagai latar belakang budaya dan bahasa.