
Indramayu, TeropongJakarta.com – Meninggalkan kampung halaman demi mengejar pendidikan dan impian bukanlah hal yang mudah. Neng Solihat, perempuan berdarah Sunda asal Kabupaten Sukabumi, kini tengah menempuh pendidikan di Kabupaten Indramayu. Meski secara administratif ia sudah ber-KTP Indramayu, baginya, ia tetap seorang perantau karena jiwanya masih tertaut di tanah kelahirannya.
Keputusan Neng untuk tinggal di Indramayu berawal dari keinginannya menemani saudara ibunya yang tinggal di sana. Namun, cobaan besar datang ketika saudara tersebut meninggal dunia beberapa bulan lalu. Situasi itu sempat membuatnya goyah, tetapi ia memilih bertahan demi menyelesaikan pendidikan yang telah dirintisnya.
“Saya tidak menyangka akan kehilangan beliau secepat itu. Awalnya saya ke sini hanya untuk menemani, tetapi sekarang saya harus bertahan sendiri. Meninggalkan Indramayu bukan pilihan karena kuliah saya sudah berjalan,” ujar Neng saat diwawancarai.
Perjalanan sebagai perantau tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah perbedaan budaya dan bahasa. Sebagai orang Sunda yang terbiasa dengan gaya bicara lembut, Neng sempat merasa kaget dengan intonasi bahasa Dermayon yang terdengar lebih keras.

“Awalnya saya berpikir mereka sedang marah atau membentak, padahal setelah saya pelajari, ternyata itu memang cara mereka berbicara sehari-hari. Saya jadi belajar bahwa setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing,” katanya.
Tak hanya itu, di lingkungan akademik pun Neng menghadapi tantangan lain. Semangatnya untuk meraih prestasi justru sering disalahpahami oleh teman-temannya. Ia kerap dianggap terlalu ambisius dan mencari muka di hadapan guru-guru.
“Saya sering mendapat perhatian lebih dari guru karena saya memang aktif bertanya dan berdiskusi. Tapi sayangnya, beberapa teman menganggap saya hanya ingin cari muka. Padahal saya hanya ingin belajar dengan serius,” tutur Neng dengan nada kecewa.
Namun, komentar negatif dari orang lain tidak membuatnya menyerah. Ia terus berusaha menunjukkan bahwa kerja keras akan membuahkan hasil. Prestasi demi prestasi ia raih, membuktikan bahwa ia layak mendapatkan tempat di lingkungan akademik.
Hingga kini, Neng telah mengukir berbagai pencapaian, di antaranya menjadi juara umum saat SMP, atlet Porprov cabang olahraga Drumband, Top 7 Nok Nang Dermayu 2024, serta mendapatkan beasiswa unggulan untuk melanjutkan pendidikannya. Selain itu, ia juga sukses membangun wirausaha jasa buket sebagai bentuk kemandiriannya.

“Saya ingin membuktikan bahwa prestasi tidak ditentukan oleh tempat. Dimanapun kita berada, kita tetap bisa bersinar jika kita mau berusaha,” tegasnya.
Kunci kesuksesan Neng dalam bertahan di tanah rantau adalah dengan memahami lingkungan di sekitarnya. Ia mulai membiasakan diri dengan budaya Indramayu, mempelajari bahasa lokal, serta aktif dalam organisasi baik di dalam maupun di luar kampus.
“Saya belajar bahwa untuk bisa diterima di lingkungan baru, kita harus mengenali tempat tersebut terlebih dahulu. Setelah itu, kita bisa menyesuaikan diri tanpa kehilangan identitas kita sendiri,” jelasnya.
Motivasi terbesar Neng dalam berjuang adalah keinginan untuk membanggakan orang tua dan keluarganya. Jarak yang memisahkan mereka justru menjadi bahan bakar bagi semangatnya untuk terus maju.
“Saya selalu berpikir, buat apa saya jauh dari keluarga kalau saya tidak bisa membuat mereka bangga? Itu yang membuat saya tetap kuat menghadapi semua rintangan,” katanya penuh tekad.

Dengan berbagai pengalaman dan prestasi yang telah diraihnya, Neng ingin menginspirasi anak muda lainnya agar tidak takut untuk mengejar mimpi meskipun berada di tempat yang asing.
“Jangan pernah ragu untuk mencoba. Tidak ada aturan tentang di mana kita harus bersinar, karena sejatinya di mana pun kita berada, kita tetap bisa bersinar walaupun bukan di tempat asal kita,” pesannya.
Kisah Neng Solihat adalah bukti bahwa kegigihan dan semangat pantang menyerah dapat membawa seseorang menuju kesuksesan, terlepas dari rintangan yang menghadang. Bagi Neng, Indramayu bukan sekadar tempat merantau, tetapi juga tanah di mana ia tumbuh, belajar, dan membangun masa depan.