
Aceh, TeropongJakarta.com – Di Banda Aceh, kota yang sarat nilai-nilai religius sekaligus modernitas, Putri Amelia membangun panggungnya sendiri. Ia bukanlah selebritas ibu kota, tetapi gaung namanya mulai dikenal di jagat digital sebagai hijab stylist muda yang menolak diam. Melalui layar ponsel, Putri membingkai narasi tentang identitas, gaya, dan keberanian perempuan berhijab yang tampil percaya diri.
Inspirasi Putri datang dari satu hal sederhana namun kuat: keindahan. Ia terpesona oleh kreativitas dalam menggabungkan hijab dan fashion sebagai gaya hidup modern yang tetap menghormati nilai-nilai syariat. “Saya ingin menunjukkan bahwa hijab bisa tetap stylish dan menjadi sarana ekspresi diri,” ujar Putri saat dihubungi melalui pesan singkat.
Langkah awal Putri di dunia digital dimulai dengan unggahan-unggahan sederhana: potret dirinya berpose dengan berbagai gaya hijab, sesekali disertai caption inspiratif. Lama kelamaan, kontennya berkembang menjadi video pendek yang menampilkan tutorial gaya berhijab, tren warna, hingga transformasi busana. Personal branding Putri mulai terbentuk sebagai sosok yang membaurkan iman dan gaya dalam satu frame.
Gaya hidup perkotaan yang Putri alami di Banda Aceh memberikan warna tersendiri pada estetika kontennya. Kota ini, yang terus bertransformasi di tengah akar budaya dan syariah yang kuat, menyuguhkan lanskap unik yang turut membentuk imaji visual Petra. “Lingkungan urban memberi saya ruang lebih untuk berkreasi, mulai dari spot foto yang bagus hingga akses ke teknologi,” ungkapnya.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Putri mengakui ada tekanan tersendiri saat menapaki dunia fashion digital. Ia menyebut adanya “standar kecantikan tak realistis” yang kerap menjadi tekanan bagi konten kreator berhijab. Belum lagi stigma yang masih dilekatkan pada perempuan berhijab di ruang publik, membuat perjuangannya tak sekadar soal busana, tapi juga tentang penerimaan sosial.
Putri menolak tunduk. Ia justru melihat media sosial sebagai alat pemberdayaan. Di tengah arus tren yang berubah cepat, ia konsisten menghadirkan narasi positif tentang perempuan berhijab yang berani tampil. “Media sosial bisa jadi ruang untuk menunjukkan bahwa hijab bukan penghalang untuk tampil percaya diri dan kreatif,” kata Putri.
Dengan lebih dari ribuan pengikut, akun Instagram Putri kini menjadi galeri publik atas kegigihannya. Kontennya konsisten memperlihatkan keseimbangan antara estetika dan nilai. Ia memotret dirinya di kafe modern, sudut kota, atau di dalam studio, semuanya menonjolkan keindahan dalam kesederhanaan.

Putri tak ingin berhenti hanya sebagai konten kreator. Ia ingin menjadi bagian dari gerakan yang lebih besar menginspirasi generasi muda untuk menerima dirinya dan tetap tampil dengan jati diri. Menurutnya, hijab adalah identitas yang bisa dirayakan, bukan disembunyikan.
“Saya ingin generasi muda belajar menerima diri sendiri, membangun kepercayaan diri, dan tidak takut untuk menunjukkan siapa mereka,” ujarnya. “Setiap perempuan itu unik, dan kecantikan itu bukan satu ukuran.”
Di luar layar, Putri menjalani hidup seperti remaja lainnya. Ia belajar, bersosialisasi, dan menjalani hari-hari dengan semangat. Tapi lewat akun Instagram-nya, ia menciptakan pengaruh. Dalam dunia yang kadang bising dengan ekspektasi, Putri menawarkan ruang untuk menjadi diri sendiri.

Lewat konten, ia membuktikan bahwa menjadi berhijab tak harus membatasi kreativitas. Kamera dan media sosial hanyalah alat. Yang penting adalah pesan yang dibawa: keberanian untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri.
Dan dari Banda Aceh, Putri Amelia terus melangkah dengan hijab di kepala, kamera di tangan, dan semangat yang menyala.