
Manado, TeropongJakarta.com – Di balik kesibukan lalu lintas pagi di kota Manado, sosok Claudia tampak mencolok. Mengenakan kaos putih, celana training hitam bertuliskan “TNI AL”, dan sepatu olahraga, ia berlari menyusuri aspal jalanan dengan disiplin yang tak mengenal kompromi.
Claudia bukan pelari biasa. Ia adalah seorang prajurit wanita TNI Angkatan Laut salah satu srikandi dalam barisan pertahanan maritim Indonesia. Ditemui TeropongJakarta.com di kawasan Mega Mall Manado. Claudia sedang menyelesaikan rutinitas jogging pagi sebelum kembali menjalankan tugas militernya.
“Saya ingin menunjukkan bahwa menjadi perempuan dan tentara bukan hal yang harus saling meniadakan,” katanya sambil tersenyum, membetulkan visor putihnya. “Kedisiplinan fisik bukan hanya tugas, tapi gaya hidup.”
Claudia mengaku olahraga pagi adalah cara terbaiknya untuk menjaga stamina dan mentalitas. Sebagai prajurit aktif, ia memahami bahwa kekuatan sejati bukan hanya berasal dari pelatihan fisik, tetapi juga dari komitmen harian yang dibangun dalam kesunyian rutinitas.

Dalam dunia militer yang masih didominasi laki-laki, kehadiran Claudia membawa pesan kuat tentang ketangguhan, keberanian, dan dedikasi perempuan Indonesia. Ia tak hanya menjaga wilayah laut, tetapi juga menjadi simbol kekuatan perempuan yang tak ragu berdiri di garda terdepan.
Rekan-rekannya di kesatuan mengenalnya sebagai pribadi yang tegas namun tetap memiliki empati tinggi. “Dia tipe pemimpin yang bisa diandalkan, bukan hanya dalam misi, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari,” ujar salah satu anggota TNI AL yang enggan disebut namanya.
Claudia memang tak sekadar mengandalkan fisik. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial, mulai dari edukasi kebangsaan hingga pembinaan remaja pesisir. Baginya, pengabdian tak hanya selesai saat jam dinas berakhir.
“Menjadi prajurit bukan hanya soal perang dan senjata, tapi bagaimana kita bisa hadir dan memberi manfaat di tengah masyarakat,” ujarnya. Hal ini pula yang membuat Claudia kerap mendapat apresiasi, baik dari atasan maupun masyarakat sekitar.
Jogging pagi yang dijalaninya bukan sekadar olahraga. Di dalam langkah-langkah itu, tertanam tekad dan semangat membangun karakter. Ia percaya bahwa setiap langkah kecil punya makna besar jika dilakukan dengan konsistensi dan niat mulia.

Meski tantangan sebagai prajurit perempuan tak sedikit, Claudia memilih untuk terus melangkah. Ia menganggap setiap rintangan sebagai bagian dari proses pembuktian diri. “Saya tak ingin dilihat sebagai ‘perempuan yang bisa jadi tentara’, tapi sebagai prajurit yang siap ditugaskan kapan pun,” tegasnya.
Kini, Claudia menjadi teladan bagi banyak perempuan muda yang bermimpi masuk dunia militer. Dengan gaya hidup disiplin dan semangat nasionalisme yang kuat, ia membuktikan bahwa keberanian bukan monopoli satu gender.
Dalam dunia yang terus berubah, Claudia berdiri tegak sebagai bukti bahwa prajurit perempuan tak hanya mampu menjalankan tugas negara, tetapi juga menyemai inspirasi dalam tiap langkahnya di tengah hiruk-pikuk kota Manado.