
Depok, TeropongJakarta.com – Anggyani Ayu (33), seorang ibu rumah tangga dengan tiga anak asal Depok, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis sejak akhir 2024. Ibunda kandungnya divonis kanker stadium 4, dan sebagai anak semata wayang, Ayu harus memikul tanggung jawab penuh merawat sang ibu sambil mengurus keluarga kecilnya.
Ayu mengisahkan, tantangan terberatnya adalah membagi waktu antara merawat ibu yang sakit, mengurus suami dan ketiga anaknya yang masih kecil. “Kalau bukan aku yang merawat Ibu, siapa lagi? Tapi aku juga punya tanggung jawab ke suami dan anak-anak. Harus tetap kuat,” ujarnya dengan suara bergetar.
Tak ingin hanya pasrah, Ayu memutuskan terjun ke dunia konten kreator sebagai influencer. Awalnya, ia hanya ingin menyalurkan hobi, tetapi ternyata kegiatan itu memberinya penghasilan tambahan untuk membantu biaya pengobatan ibunya. “Awalnya sedih karena banyak brand nawarin barter, tapi sekarang beberapa sudah kasih fee lumayan,” tuturnya.

Perjuangan Ayu di dunia digital tidak mudah. Ia kerap harus begadang mengedit konten selepas mengurus keluarga dan ibunya. Ada momen di mana ia hampir menyerah, bahkan menangis sendirian di kamar. “Tapi kalau dibawa sedih terus, mau sampai kapan? Harus tetap jalan,” katanya tegar.
Netizen pun banyak yang tersentuh dengan kisahnya. Dukungan dari followers menjadi penyemangat terbesarnya. “Mereka selalu ada, bahkan saat aku lagi terpuruk. Itu yang bikin aku terus maju,” ungkap Ayu.
Untuk membagi waktu, Ayu memulai hari sejak subuh menyiapkan anak-anak sekolah, mengurus ibu, dan baru fokus ke konten jika ada waktu senggang. Jika ada job visit, ia memastikan semua kebutuhan ibu dan anak-anak sudah terpenuhi sebelum pergi. “Kalau edit konten, biasanya malem-malem kalau semua sudah tenang,” ujarnya.

Harapan terbesarnya sederhana: “Aku ingin Ibu dapat mukjizat dari Allah, sembuh total,” kata Ayu dengan mata berkaca-kaca. Ia juga berpesan kepada keluarga lain yang sedang berjuang melawan kanker: “Tetap semangat, jangan menyerah. Berikan yang terbaik untuk mereka yang sakit, dan jangan lupa berdoa.”
Ia tak meminta banyak, hanya dukungan dan doa dari masyarakat. “Aku butuh semangat, terutama di saat-saat berat seperti ini,” ucapnya lirih. Meski sempat ditawari bantuan donasi, Ayu memilih untuk tidak membuka platform penggalangan dana. “Aku lebih nyaman usaha sendiri sambil berdoa,” tegasnya.

Kisah Ayu menjadi bukti bahwa di balik keterbatasan, tekad dan kerja keras bisa melahirkan harapan. Ia berharap perjuangannya menginspirasi banyak orang untuk tetap kuat menghadapi ujian hidup.
“Hidup ini ujian, tapi selama kita masih bisa berusaha dan berdoa, Allah pasti kasih jalan,” tutup Ayu dengan senyum penuh harap.