
Lombok, TeropongJakarta.com – Berawal dari keinginan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk anak perempuannya, Neti Muliani, seorang wanita asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, memutuskan menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Singapura pada tahun 2015. Kala itu, ia berusia 23 tahun dan hanya bermodalkan tekad kuat, tanpa kemampuan berbahasa Inggris maupun Mandarin.
“Saya benar-benar nekat. Saya tidak tahu bahasa Inggris, tapi saya harus berani demi anak saya,” ungkap Neti saat diwawancarai. Ia menambahkan bahwa faktor ekonomi serta keinginannya untuk mendapatkan kembali hak asuh anak dari mantan suaminya menjadi dorongan utama dalam mengambil keputusan besar tersebut.
Setibanya di Singapura, Neti menghadapi tantangan besar dalam beradaptasi. Tidak hanya bahasa, tetapi juga budaya dan sistem kerja yang berbeda jauh dari kampung halamannya. “Bahasa mereka kebanyakan Mandarin dan Inggris, jadi saya kesulitan untuk memahami instruksi,” katanya.
Namun, keberuntungan datang saat ia merawat seorang nenek yang bisa berbahasa Melayu. “Itu sedikit membantu saya dalam komunikasi sehari-hari, tapi tetap saja awalnya sulit,” tambahnya. Seiring waktu, ia mulai memahami pola kerja, kebiasaan majikan, dan secara perlahan bisa menguasai beberapa kata dalam bahasa Inggris.

Keputusan Neti untuk menjadi TKW tidak terlepas dari peran ibunya yang sudah lebih dulu bekerja di Singapura. “Ibu saya yang memberikan semangat dan dorongan agar saya bisa bertahan. Dia bilang, kalau orang lain bisa, saya juga pasti bisa,” ujarnya.
Dukungan tersebut menjadi kekuatan bagi Neti untuk terus bertahan dan belajar. “Saya sadar, saya harus kuat karena saya punya anak yang harus saya besarkan,” katanya dengan penuh semangat.
Di tengah kesibukan bekerja, Neti menemukan cara untuk menyalurkan hobi dan menghilangkan stres, yaitu dengan membuat konten fashion atau yang dikenal dengan istilah Outfit of The Day (OOTD). “Awalnya iseng saja, diajak teman yang juga TKW. Kami berdua suka foto-foto dan akhirnya mencoba mengunggahnya di TikTok,” ceritanya.
Tanpa disangka, kontennya mendapatkan banyak perhatian dari sesama TKW dan warganet. “Saat itu, tahun 2023, tren OOTD di kalangan TKW sedang naik, jadi saya makin semangat untuk terus berkarya,” tambahnya.

Meski aktif di media sosial, Neti memastikan bahwa hobi ini tidak mengganggu pekerjaannya. “Saya hanya membuat konten di hari libur. Jadi, tetap profesional dalam bekerja,” katanya. Baginya, membuat konten bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk berbagi inspirasi kepada sesama TKW.
Ia ingin menunjukkan bahwa menjadi pekerja migran bukan berarti tidak bisa berkarya. “Saya ingin banyak TKW yang percaya diri dengan gaya mereka sendiri, khususnya dalam berhijab,” ungkapnya.
Seiring waktu, jumlah pengikutnya di media sosial terus bertambah. “Saya tidak menyangka banyak yang suka dengan konten OOTD saya,” katanya sambil tersenyum.
Menurutnya, media sosial telah memberikan dampak positif bagi banyak orang, termasuk para pekerja migran. “Dari sini saya belajar banyak hal, termasuk cara membangun personal branding,” tambahnya.
Sebagai seorang single parent, Neti ingin menginspirasi ibu-ibu lain agar tidak takut mengambil langkah besar dalam hidup. “Saya tahu betapa beratnya menjadi ibu tunggal, tapi kita harus berani. Jangan takut untuk memulai sesuatu yang baru,” pesannya.

Menurutnya, menjadi TKW bukanlah pilihan yang buruk. “Banyak pengalaman berharga yang bisa kita dapatkan, seperti belajar bahasa asing dan mengelola keuangan,” ujarnya.
Ke depan, Neti ingin terus berkembang, baik sebagai pekerja maupun konten kreator. “Saya berharap bisa semakin sabar dan tetap konsisten dalam membuat konten yang diminati, terutama oleh sesama TKW,” katanya.
Ia juga ingin meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris agar bisa mendapatkan peluang kerja yang lebih baik. “Saya percaya, selama kita mau belajar dan bekerja keras, tidak ada yang mustahil,” tambahnya.
Di akhir wawancara, Neti menyampaikan pesan kepada para perempuan yang sedang berjuang di luar negeri maupun di tanah air. “Kita harus berani bermimpi dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Jangan pernah ragu untuk mengambil langkah besar demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
Dengan perjalanan hidup yang penuh perjuangan, Neti Muliani telah membuktikan bahwa status sebagai TKW bukanlah penghalang untuk berkarya dan menginspirasi banyak orang.