
Jakarta, TeropongJakarta.com – Momen bersejarah terjadi saat anak-anak dari delapan Presiden Republik Indonesia berkumpul dalam satu acara. Perayaan ulang tahun ke-41 Didit Hediprasetyo, putra Presiden Prabowo Subianto, menjadi ajang silaturahmi yang mempertemukan keluarga para pemimpin bangsa. Acara yang digelar pada Sabtu, 22 Maret 2025, ini berlangsung secara tertutup namun penuh kehangatan.
Para tamu undangan yang hadir di antaranya Guntur Soekarnoputra, putra Presiden pertama RI Soekarno; Siti Hediati Haryadi atau Titiek Soeharto, putri Presiden ke-2 RI Soeharto; serta Ilham Akbar Habibie, putra Presiden ke-3 RI BJ Habibie. Selain itu, Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, juga turut menghadiri acara tersebut.
Dari generasi yang lebih muda, tampak pula Puan Maharani, putri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri; Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono; serta Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, putra Presiden ke-7 RI Joko Widodo. Kehadiran mereka mencerminkan persaudaraan di antara keluarga mantan pemimpin negeri ini.
AHY, yang kini menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang, menyatakan bahwa pertemuan ini menjadi bukti bahwa hubungan kekeluargaan antarputra-putri presiden tetap erat meskipun memiliki latar belakang politik berbeda. “Ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat bahwa perbedaan politik tidak menghalangi persaudaraan dan silaturahmi,” ujar AHY.
Puan Maharani, Ketua DPR RI, juga memberikan pandangannya. Ia menyebut bahwa kehadiran para putra-putri presiden ini menunjukkan bahwa mereka tetap memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga persatuan bangsa. “Kita semua memiliki sejarah yang saling berhubungan dalam membangun Indonesia. Perbedaan politik bukan alasan untuk terpecah belah,” ungkapnya.
Gibran Rakabuming Raka, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden RI, menilai bahwa pertemuan seperti ini menjadi kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus bertukar pandangan tentang masa depan Indonesia. “Kami mungkin berasal dari keluarga yang berbeda-beda, tapi visi kita tetap sama, yaitu ingin melihat Indonesia semakin maju,” kata Gibran.
Kaesang Pangarep, yang kini aktif di dunia bisnis dan politik, menambahkan bahwa pertemuan ini bukan hanya sekadar ajang nostalgia, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda. “Kita semua di sini punya latar belakang yang berbeda, tapi kita bisa duduk bersama, ngobrol santai, dan tetap bersahabat. Saya harap masyarakat juga bisa mencontoh ini,” ujar Kaesang.
Di sisi lain, Titiek Soeharto dan Ilham Akbar Habibie mengapresiasi inisiatif pertemuan ini. Menurut mereka, momen ini dapat menjadi awal dari hubungan yang lebih erat antar-keluarga pemimpin negara, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi bangsa. “Kita perlu terus menjaga komunikasi dan kerja sama untuk Indonesia yang lebih baik,” kata Titiek.
Meskipun berasal dari latar belakang politik yang berbeda, pertemuan ini menunjukkan bahwa persatuan tetap bisa terjaga. Harapannya, kebersamaan anak-anak presiden ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa, terutama di tengah dinamika politik yang terus berkembang.