
Surabaya, TeropongJakarta.com – Meylina Agidia Riswanti, perempuan muda asal Kediri yang kini merantau di Surabaya, menjadi representasi semangat generasi Z yang penuh optimisme, daya juang, dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di era digital. Di tengah dunia yang penuh distraksi dan tekanan, Meylina hadir dengan pesan sederhana namun kuat: “Jadilah versi terbaik dari dirimu sendiri.”
Bagi Meylina, pesan itu bukan sekadar kutipan motivasi yang berseliweran di media sosial. Ia menganggapnya sebagai prinsip hidup yang terus menuntunnya untuk tetap kuat, konsisten, dan berkembang di tengah segala keterbatasan dan tantangan. “Percayalah pada dirimu sendiri, karena kamu lebih kuat dari yang kamu pikir,” ucapnya mantap.
Sebagai bagian dari generasi Z, Meylina memahami betul bagaimana media sosial kerap menghadirkan tekanan untuk menjadi seperti orang lain. Ia menegaskan bahwa menjadi versi terbaik dari diri sendiri bukan berarti harus sempurna, tapi terus berproses menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin. “Dunia sekarang penuh perbandingan, tapi kita harus belajar berdamai dengan diri sendiri,” ungkapnya.

Di kota besar seperti Surabaya, Meylina menemukan ritmenya sendiri dalam menjaga semangat dan keseimbangan. Ia membangun rutinitas yang sehat, mulai dari mengatur waktu istirahat, menjaga produktivitas, journaling, hingga mendengarkan musik yang membangkitkan semangat. “Aku juga sering ngobrol dengan teman-teman yang positif. Energi baik itu menular,” katanya.
Menurutnya, menjaga semangat hidup bukan soal selalu merasa bahagia, tapi bagaimana seseorang mampu mengelola tekanan dan tetap bertahan meski situasi tak ideal. Meylina menekankan pentingnya menghargai pencapaian kecil dan tetap bersyukur di tengah keterbatasan. “Kadang kita lupa betapa jauh kita sudah melangkah,” ujarnya.
Meylina juga berbagi momen penting dalam hidupnya yang menjadi titik balik. Ia pernah gagal mencapai sesuatu yang sudah ia perjuangkan mati-matian. Namun dari kegagalan itu, justru tumbuh kekuatan baru dalam dirinya. “Ternyata aku bisa bangkit, menyusun ulang tujuan, dan menemukan jalan yang lebih sesuai,” kenangnya.

Yang paling menginspirasi Meylina justru adalah dirinya sendiri di masa lalu versi dirinya yang pernah jatuh, takut, dan ingin menyerah. “Aku gak mau perjuangan dia sia-sia. Aku ingin dia tahu bahwa semua luka dan usaha itu bermakna,” tuturnya. Selain itu, kisah-kisah inspiratif dari tokoh-tokoh lain juga menjadi bahan bakar semangatnya untuk terus melangkah.
Keluarga dan orang-orang terdekat juga menjadi sumber kekuatan utama. Namun, bagi Meylina, keberanian untuk melangkah tetap harus lahir dari dalam diri sendiri. “Semua orang bisa menyemangati kita, tapi kalau kita sendiri tidak percaya diri, itu akan sia-sia,” tegasnya.
Di era yang serba cepat dan penuh tuntutan, Meylina menekankan pentingnya memiliki growth mindset atau pola pikir berkembang. Menurutnya, Gen Z harus menyadari bahwa kegagalan adalah bagian dari proses tumbuh. “Gagal itu bukan akhir, tapi jalan belajar,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa kemampuan beradaptasi, tetap rendah hati untuk belajar hal baru, dan berada dalam komunitas yang sehat adalah modal utama bagi anak muda saat ini. Dunia berubah cepat, dan hanya mereka yang fleksibel yang bisa bertahan dan terus tumbuh tanpa kehilangan jati diri.
Sebagai penutup, Meylina menyampaikan bahwa setiap anak muda harus berani menulis kisah hidupnya sendiri, tanpa perlu meniru jalan orang lain. “Kita semua punya waktu dan cara masing-masing. Yang penting, terus bergerak dan jangan berhenti percaya pada diri sendiri,” pesannya.
Melalui kisah dan semangatnya, Meylina Agidia Riswanti menjadi contoh nyata bahwa generasi Z bukan hanya punya potensi besar, tapi juga keberanian untuk merawat dirinya sendiri dan menghadapi dunia dengan kepala tegak. Ia adalah bukti bahwa menjadi versi terbaik diri sendiri adalah kekuatan paling sejati dalam menghadapi kehidupan.