
Cianjur, TeropongJakarta.com – Menjalani berbagai profesi sekaligus bukan hal yang mudah. Namun, bagi Ecka Widianti, tantangan justru menjadi pemicu semangat. Dari seorang trainer di pabrik, kini ia sukses berkarier sebagai Master of Ceremony (MC), seniman henna, makeup artist, pengusaha snack, hingga pengajar di lembaga kursus. Semua ini berawal dari satu prinsip yang ia pegang teguh: “Segala sesuatu yang berpotensi menjadi uang, kenapa tidak dicoba?”
Dulu, Ecka bekerja sebagai trainer di sebuah pabrik sepatu. Pekerjaan itu secara tidak langsung melatih kepercayaan dirinya dalam berbicara di depan banyak orang. “Aku sering memberikan arahan dan pelatihan. Dari situ, aku sadar punya bakat bicara, tapi saat itu belum kepikiran jadi MC,” ungkapnya.
Kesempatan emas datang secara tak terduga. Seorang klien henna yang sedang ia tangani mencari MC untuk pernikahannya. Ecka memberanikan diri menawarkan jasa, meski awalnya ragu. “Aku coba saja. Ternyata, tamu dan vendor suka cara aku membawakan acara,” kenangnya. Sejak saat itu, permintaan untuk menjadi MC pun terus berdatangan.

Minat Ecka dalam seni menggambar mengantarnya ke dunia henna. Awalnya, ia hanya iseng mengikuti saran teman. “Dulu teman-teman bilang, ‘Kamu suka menggambar, kenapa nggak coba henna?’ Akhirnya aku belajar dan mulai menerima pesanan,” ujarnya.
Dari henna, ia mulai tertarik dengan dunia rias pengantin. Kini, bukan hanya merias, Ecka juga berbagi ilmunya sebagai pengajar di LKP tata rias pengantin, tempat ia dulu belajar. “Senang rasanya bisa membantu orang lain mendapatkan keahlian yang bisa menghasilkan uang juga,” tambahnya.
Tak hanya di dunia kecantikan, Ecka juga menekuni bisnis kuliner. Semua berawal dari kebiasaan anak kos yang ingin berhemat. “Dulu suka beli camilan, lalu kepikiran buat sendiri. Aku coba resep, ternyata teman-teman suka dan mulai beli,” tuturnya.
Dari mulut ke mulut, bisnis snack-nya berkembang. Berkat media sosial, pelanggannya kini datang dari berbagai daerah. “Awalnya cuma buat teman, sekarang pelanggan datang dari Instagram dan WhatsApp,” katanya bangga.

Selain bisnis kuliner, Ecka juga menekuni bouquet dan kerajinan tangan. Awalnya hanya untuk kesenangan pribadi, tapi permintaan semakin banyak. “Aku suka bikin sesuatu yang bikin orang senang. Ada kebahagiaan tersendiri melihat pelanggan puas dengan hasil karyaku,” katanya.
Ia sering menerima pesanan bouquet untuk wisuda, ulang tahun, dan pernikahan. Kreativitasnya terus berkembang, seiring bertambahnya pengalaman.
Tahun 2019 menjadi momen besar bagi Ecka. Ia memutuskan keluar dari pekerjaan pabrik dan fokus mengembangkan usahanya. “Nggak gampang ninggalin pekerjaan tetap. Tapi aku merasa lebih bebas dan bahagia melakukan apa yang aku suka,” jelasnya.
Namun, berwirausaha bukan tanpa tantangan. Ia menghadapi banyak hambatan, mulai dari keuangan hingga mental. “Kadang ada titik jenuh dan tantangan finansial, tapi aku ingat lagi bahwa kebutuhan hidup makin besar. Jadi, harus terus jalan,” ujarnya sambil tertawa.
Ketika ditanya soal kunci kesuksesan, Ecka menjawab tegas, “Jangan takut mencoba. Kalau ada peluang, kenapa tidak? Selama itu halal dan kita suka, pasti bisa dijalani.”

Ia juga berpesan kepada mereka yang ingin memulai bisnis. “Jangan nunggu semuanya sempurna. Aku juga mulai dari nol, dari tawaran teman-teman. Yang penting mau belajar dan berani mengambil kesempatan,” katanya.
Kini, Ecka tidak berhenti pada apa yang sudah ia capai. Ia terus mengembangkan bisnis dan mencari peluang baru. “Aku nggak mau puas di sini. Siapa tahu besok ada hal baru yang bisa aku coba?” tutupnya dengan penuh semangat.
Kesuksesan Ecka menjadi bukti bahwa dengan keberanian dan kerja keras, siapa pun bisa menciptakan peluang dan meraih impian mereka.
Kereeeen temen akuuuuu🥳🥳🥳🥳
Sukses trs ayank
Aku bangga bisa kenal dekat dengan teh eka❤️
Semangat nya wajib ditiru nihhh 😇😇😇