Jakarta, TeropongJakarta.com – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Sujono Djojohadikusumo, mengajak Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) untuk memperkuat peranannya dalam menjaga kemurnian Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara Dialog Nasional bertema “Optimisme Kaum Termarjinalkan dan Terpinggirkan Bersama Pemerintah yang Baru” di aula Dewan Pers pada Sabtu (26/04).

Hashim menekankan bahwa wartawan, sebagai bagian dari insan pers, memiliki tanggung jawab sebagai pengawal kelestarian budaya Indonesia, termasuk Bahasa Indonesia. Menurutnya, Bahasa Indonesia adalah aset bangsa yang harus dijaga dengan baik, mengingat peran pentingnya sebagai bahasa pemersatu bangsa.

Dalam pandangannya, menjaga Bahasa Indonesia bukanlah tugas yang ringan, terutama menghadapi ancaman degradasi bahasa. Dengan pengalamannya yang telah mengunjungi 45 negara, Hashim menekankan pentingnya menjaga kemurnian dan keutuhan bahasa sebagai langkah untuk menjaga identitas bangsa.

Sementara itu, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Firdaus, juga menyoroti masalah nasionalisme dan kekhawatiran media-media kecil akan masa depan pers Indonesia. Dia menjelaskan bahwa pendirian SMSI sebagai portal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah respons terhadap kekhawatiran akan dominasi asing dalam media Indonesia.

Selain itu, tema dialog yang mencakup daerah kepulauan dan terpencil turut dibahas oleh narasumber lainnya, seperti Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabbagalet. Yudas menyampaikan kondisi pendidikan di daerahnya yang memprihatinkan dan mengusulkan agar kewenangan SMA dan SMK tidak semata-mata menjadi tanggung jawab gubernur, tetapi juga bupati sebagai pemimpin langsung daerah tersebut.

Ketua Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati, menyatakan bahwa dialog tersebut diadakan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Vox Point. Ia menegaskan pentingnya mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan mengawal program-program pemerintah, sambil tetap membuka ruang bagi pemerintah untuk menanggapi realitas yang ada di masyarakat.

Dengan demikian, Hashim, bersama dengan para narasumber dan pihak-pihak terkait lainnya, menggarisbawahi pentingnya menjaga Bahasa Indonesia dan memperjuangkan kepentingan masyarakat, terutama yang berada di daerah terpinggirkan dan terpencil. Mereka berharap agar dialog ini dapat menjadi langkah awal dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.