Madiun, TeropongJakarta.com – Nana Supraptini, asal Madiun, memulai perjalanannya di dunia usaha dengan penuh tantangan dan tekad yang kuat. Berawal dari kecintaannya bersama suami terhadap olahan jamur tiram putih, Nana melihat peluang besar di bidang budidaya jamur. Ia ingin membangun usaha yang dapat bertahan jangka panjang dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. “Jamur adalah bahan makanan yang bisa dinikmati banyak kalangan, dan bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan yang enak,” ujarnya, menjelaskan motivasinya.
Pada tahun 2012, Nana sempat bekerja di Taiwan untuk mencari penghasilan lebih. Meski bosnya baik, pekerjaan yang dijalaninya tidak mudah. Ia harus bekerja tanpa libur, bahkan melayani tiga rumah sekaligus, termasuk rumah anak-anak kakek. “Saya merasa sangat lelah dan akhirnya memutuskan untuk pulang pada tahun 2015,” kenangnya. Setelah pulang, Nana menikah dan mulai mencoba budidaya jamur tiram, namun kehidupan yang baru membuatnya harus mengambil keputusan besar.
Meskipun sudah memulai usaha, Nana tetap memutuskan untuk bekerja ke luar negeri lagi, kali ini ke Hong Kong. Keputusan ini diambil karena di Hong Kong ada kebijakan wajib libur di hari Minggu, memberikan kesempatan bagi Nana untuk beristirahat dan juga mengelola usaha budidaya jamurnya. “Saya tertarik bekerja di Hong Kong karena banyak pekerja migran Indonesia yang produktif, mereka mengisi waktu libur dengan berbagai kegiatan positif,” tambahnya.
Selama bekerja di luar negeri, Nana tidak membiarkan usahanya terhenti. Orang tua di Indonesia menjadi mitra yang sangat penting dalam menjalankan budidaya jamur tiram, mulai dari proses pembuatan hingga pemasaran. “Alhamdulillah, meski saya di luar negeri, orang tua saya yang mengelola usaha ini dengan baik,” ujarnya dengan penuh rasa syukur.
Namun, perjalanan usaha budidaya jamur tiram Nana tidak selalu mulus. Banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah persaingan di pasar yang semakin ketat. “Banting harga menjadi masalah, terutama ketika harga bahan-bahan untuk budidaya terus naik,” ungkap Nana. Meskipun demikian, ia tidak menyerah dan berusaha untuk tetap mempertahankan kualitas produknya.
Selain itu, Nana juga mengungkapkan bahwa salah satu kunci keberhasilan dalam menjalankan usaha adalah pengetahuan yang didapat dari berbagai sumber, termasuk edukasi yang diterima oleh komunitas pekerja migran Indonesia (PMI). Dalam hal ini, BNI memberikan pelatihan kewirausahaan dan perencanaan keuangan yang sangat berguna bagi Nana dan teman-temannya. “BNI memberikan bekal yang sangat berharga, terutama terkait kewirausahaan, sehingga kami bisa memulai usaha sendiri setelah pulang ke Indonesia,” kata Nana.
Nana juga aktif dalam berbagi ilmu kepada sesama PMI, dengan memberikan edukasi mengenai perencanaan keuangan dan kewirausahaan. “Kami saling mendukung, memberikan informasi tentang cara membuka rekening, waspada terhadap penipuan, dan banyak hal lainnya yang sangat bermanfaat,” ujarnya. Semua ilmu yang didapatkan selama bekerja di luar negeri dimanfaatkan untuk merencanakan masa depan yang lebih baik.
Dalam waktu dekat, Nana berencana untuk kembali ke Indonesia. Namun, ia mengaku masih dalam proses menyelesaikan pembangunan rumah yang membutuhkan biaya yang cukup besar. “Kembali ke Indonesia bukan hal yang mudah, karena rumah yang sedang dibangun juga memerlukan perhatian khusus,” kata Nana dengan harapan besar.
Namun, meskipun ada tantangan finansial, Nana tetap optimis dengan rencana masa depan usahanya. Ia berencana untuk mengembangkan budidaya jamur tiram tidak hanya dengan menjual jamur segar, tetapi juga menjual media baglog yang digunakan untuk budidaya jamur. “Ke depannya, saya ingin memperluas usaha dengan menjual produk olahan jamur tiram, seperti frozen food,” jelas Nana dengan penuh semangat.
Pengembangan produk olahan jamur tiram menjadi salah satu langkah yang sangat potensial untuk memperluas pasar. Nana berharap dapat membawa inovasi baru yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. “Frozen food bisa menjadi pilihan praktis bagi banyak orang yang ingin menikmati olahan jamur tiram tanpa harus repot mengolahnya,” tambah Nana.
Ke depannya, Nana berencana untuk terus mengembangkan usaha ini dengan lebih serius dan profesional. Ia berharap dapat memperkenalkan produk-produk baru, seperti baglog jamur tiram, yang bisa digunakan oleh petani atau peminat budidaya jamur lainnya. “Saya ingin agar usaha ini bisa berkembang pesat dan memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar,” ujar Nana.
Meskipun telah melewati banyak rintangan, Nana Supraptini tetap teguh pada prinsipnya untuk berinovasi dan memberikan yang terbaik dalam setiap usaha yang dijalani. Perjalanan yang panjang ini membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, setiap tantangan bisa dihadapi dan dijadikan batu loncatan menuju kesuksesan.
Leave a Reply