
Kendari, TeropongJakarta.com – Di balik kulit yang sedikit lebih gelap karena matahari, Zhelly justru menemukan cahaya dari hidup yang lebih sehat. Dulu ia membenci olahraga lari. Kini, ia tak bisa lepas darinya.
Zhelly, perempuan asal Kendari, Sulawesi Tenggara, awalnya menghindari lari karena satu alasan sederhana: tidak nyaman. “Baru mulai lari sebentar saja sudah ngos-ngosan. Napas berat, capek, dan kulit jadi gosong. Nggak enak sama sekali,” katanya.
Namun pandangannya berubah ketika ia melihat orang-orang di sekitarnya bisa berlari kuat dan konsisten. Ada rasa penasaran yang tumbuh. “Aku lihat teman-temanku kuat banget lari jauh. Di situ muncul rasa ingin tahu. Bisa nggak sih aku juga kayak mereka?”

Pucuk dicinta, teman dekat Zhelly memang seorang pelari hobi. Dari sanalah dorongan itu datang lebih kuat. Ia mulai mencoba berlari sendiri, meski awalnya hanya mampu tiga kilometer dengan pace 10 menit per kilometer.
“Waktu bisa lari tiga kilometer saja rasanya senang banget. Tiap hari aku coba, terus progresnya mulai kelihatan,” ujarnya. Dalam sebulan, Zhelly meningkatkan jaraknya hingga lima kilometer, dan memperbaiki pace-nya menjadi delapan menit per kilometer.
Dari sana, kecintaannya terhadap lari tumbuh. Selama tiga bulan penuh, Zhelly menjaga komitmennya dengan berlari hampir setiap hari. Ia tak hanya membangun kebiasaan, tapi juga merasakan perubahan fisik dan mental.

“Sebelumnya berat badan 73 kilogram, sekarang sudah stabil di angka 66 kilogram. Lari bikin sehat, bikin bahagia juga, walaupun kulit tetap gosong,” kata Zhelly sambil tertawa.
Yang paling berkesan bagi Zhelly adalah pengalaman mengikuti lomba lari atau race. Dari 5K, 10K, hingga half marathon 21K, semuanya ia jalani dengan semangat yang sama. “Di setiap kilometer, selalu ada dialog dalam hati. Kadang ingin berhenti, tapi ada juga bisikan: ayo, bisa!”
Menurut Zhelly, mengikuti event lari adalah cara terbaik menjaga motivasi. “Karena ada jadwal latihan tiap minggunya, jadi bikin kita lebih disiplin dan nggak gampang menyerah,” ungkapnya.

Kini, setiap kali ada lomba lari di Kendari atau kota terdekat, Zhelly selalu antusias mendaftar. Ia memilih event yang menurutnya menantang dan bisa memberinya pengalaman baru.
Kisah Zhelly bukan sekadar soal lari, tapi tentang perjalanan melampaui batas diri. Tentang bagaimana seseorang yang awalnya ragu bisa berubah menjadi inspirasi, cukup dengan satu langkah kecil di jalan.
Dari Kendari, Zhelly terus berlari mengejar versi terbaik dirinya, satu kilometer demi satu kilometer.