Jakarta, TeropongJakarta.com – Rini, seorang wanita asal Jakarta, telah menunjukkan dedikasinya dalam dunia lari sejak masa SMA. Pada awalnya, aktivitas lari ini hanya sebatas kegiatan untuk bergerak dan menjaga kebugaran tubuh. “Dulu lari hanya sekadar untuk bergerak saja,” ujar Rini, mengenang masa-masa awal ketertarikannya pada olahraga ini.

Pada tahun 2019, Rini kembali menekuni lari setelah vakum cukup lama. Namun, pandemi COVID-19 yang melanda membuatnya harus berhenti sementara. Baru pada tahun 2021, Rini mulai serius menjalani hobi ini lagi. “Saya merasa butuh lebih banyak gerak karena pekerjaan saya lebih banyak duduk. Lari menjadi pilihan karena bisa dilakukan sendiri tanpa perlu teman,” jelasnya.

Keputusan Rini untuk menghadapi tantangan marathon dilandasi oleh keinginan untuk memberikan tantangan pada dirinya sendiri. Ia ingin mendorong batasan fisiknya meskipun merasa khawatir apakah mampu menyelesaikan lari sejauh 42 kilometer. “Saya ingin push limit badan, walaupun itu tidak gampang,” katanya dengan semangat.

Untuk mempersiapkan diri menghadapi marathon, Rini memilih untuk berlatih dengan seorang pelatih profesional. Pelatih tersebut memberikan program latihan yang dipantau secara langsung, sehingga persiapan Rini dapat dilakukan dengan lebih baik. “Saya menggunakan coach yang memberikan program terstruktur dan dipantau langsung,” tambah Rini.

Dalam mengelola waktu, Rini biasanya berlatih di pagi hari sebelum memulai aktivitas kerja. Dengan latihan di pagi hari, ia merasa lebih fokus saat bekerja dan tidak merasa bersalah jika belum menyelesaikan Program. “Latihan pagi membuat saya lebih fokus bekerja dan tidak merasa berdosa kalau belum mengerjakan pekerjaan rumah,” ujarnya.

Disiplin menjadi kunci utama bagi Rini. Ia selalu berusaha untuk bangun subuh-subuh demi menjalani latihan, meskipun harus menghadapi lembur di tempat kerja. “Setelah latihan pagi, mau lembur pun tidak masalah karena pekerjaan latihan sudah diselesaikan,” kata Rini.

Namun, hambatan tetap ada. Kadang-kadang, pekerjaan yang padat dan waktu lembur yang tidak terduga membuat tubuhnya kurang maksimal dalam beristirahat, yang berdampak pada performa latihannya. “Hambatan terbesar adalah waktu lembur dan kondisi kerja yang padat,” ungkapnya.

Motivasi Rini tetap tinggi meskipun menghadapi berbagai hambatan. Ia selalu berprinsip untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai. “Kalau merasa capek fisik, saya langsung minum vitamin. Kalau mental, saya tanamkan mindset ‘kerjakan pilihanmu, sesuai apa yang kamu pilih. Selesaikan semua yang sudah dimulai’,” jelas Rini tentang caranya menjaga motivasi.

Rini juga memiliki pesan penting untuk semua orang yang sedang berjuang mencapai tujuan mereka. “Jangan pernah menyerah untuk sesuatu yang sudah kamu pilih. Jangan beralasan tidak bisa, tidak sempat, dll. Karena sesuatu itu bisa berhasil jika memang kita tekun. Ingat, konsistensi adalah kunci,” pesannya penuh inspirasi.

Rini merasa telah mencapai banyak progres yang signifikan. Prestasi terbesar baginya adalah berhasil menaklukkan rasa khawatir dan takut pada diri sendiri. “Prestasi terbesar saya adalah menaklukkan rasa takut dan khawatir,” katanya bangga.

Ke depannya, Rini berencana untuk terus berlatih guna mempertajam catatan waktunya. Ia akan tetap rajin dan patuh mengikuti program dari pelatihnya, dengan harapan dapat semakin baik di dunia lari. “Rencana saya adalah terus berlatih dan patuh pada program dari coach,” ujarnya optimis.

Rini adalah contoh nyata bahwa dengan disiplin dan ketekunan, tantangan sebesar apapun bisa dihadapi dan diatasi. Ia membuktikan bahwa semangat dan konsistensi adalah kunci utama dalam mencapai tujuan. “Saya akan terus berlatih untuk memperbaiki catatan waktu dan menjadi lebih baik di dunia lari,” tutup Rini dengan penuh semangat.