
Lamongan, TeropongJakarta.com – Dunia pendidikan kini semakin berkembang dengan berbagai inovasi pembelajaran. Salah satu sosok inspiratif yang ikut berkontribusi adalah Lelly Kurnia, seorang guru di SDN Kedungmentawar, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Tidak hanya menjalani peran sebagai pendidik, Lelly juga aktif sebagai kreator konten edukatif yang memanfaatkan media digital untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, Lelly dikenal sebagai sosok yang multitasking. Setiap hari, ia bangun pukul 04.00 pagi untuk memulai rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga. Setelah memasak, membersihkan rumah, dan menyiapkan kebutuhan suami serta anak, barulah ia mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.
“Setelah semua urusan rumah tangga selesai, saya fokus ke pekerjaan sebagai ASN di sekolah. Biasanya, malam hari saya gunakan untuk menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan keesokan paginya,” ujar Lelly.
Lelly memulai kariernya sebagai guru honorer selama delapan tahun. Namun, saat itu ia belum mendapatkan kesempatan menjadi wali kelas, sehingga interaksinya dengan siswa cukup terbatas. Perubahan besar terjadi pada tahun 2021, ketika ia resmi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan diberikan tanggung jawab sebagai wali kelas.

“Semenjak jadi ASN, saya akhirnya bisa berinteraksi lebih lama dengan siswa. Melihat mereka antusias dengan cara saya mengajar itu membuat saya sangat bahagia,” ungkapnya.
Sebagai pendidik, Lelly selalu berusaha menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif. Ia menggunakan berbagai media pembelajaran interaktif, seperti Augmented Reality (AR), permainan edukatif, diskusi, dan demonstrasi.
“Setiap hari anak-anak selalu minta pembelajaran yang seru. Jadi saya harus terus mencari ide baru dan menyesuaikannya dengan tren yang sedang ramai,” kata Lelly.
Tidak hanya siswa, rekan kerja dan kepala sekolah pun turut mendukung kreativitas Lelly dalam mengajar. Bahkan, saat waktu istirahat, mereka sering ikut serta dalam pembuatan konten edukatif.
“Teman-teman sejawat dan kepala sekolah sangat mendukung. Kadang mereka juga ikut bikin konten bareng saya saat istirahat,” ujarnya sambil tersenyum.

Kesuksesan Lelly dalam mengajar membawanya ke kesempatan lain. Saat ini, ia dipercaya sebagai Brand Ambassador (BA) salah satu universitas swasta di Lamongan, selain tetap aktif sebagai guru dan kreator konten di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.
Di luar profesinya sebagai ASN, Lelly juga mendapatkan penghasilan tambahan dari endorsement, affiliate marketing, dan monetisasi konten. Ia mengakui bahwa penghasilan sebagai kreator konten jauh lebih besar dibandingkan gaji ASN.
“Kalau soal penghasilan, Alhamdulillah jauh lebih besar dari gaji dan TPP ASN. Tapi, saya tetap tidak akan meninggalkan profesi ASN karena saya tahu bagaimana perjuangan saya untuk bisa sampai di titik ini,” tegasnya.
Kini, Lelly telah dikenal sebagai Guru Kreator Konten. Reputasi ini membawanya kepada banyak kesempatan dan keuntungan finansial.

“Alhamdulillah, dengan personal branding ini, rezeki datang dari mana saja. Yang penting, tanggung jawab sebagai ASN tetap tuntas, dan dunia kreator juga tetap berjalan,” katanya.
Sebagai pendidik sekaligus kreator, Lelly memiliki harapan besar untuk dunia pendidikan. Ia ingin terus menghadirkan konten pembelajaran yang inovatif dan inspiratif.
“Harapan saya, konten yang saya buat bisa bermanfaat. Kalau tidak untuk banyak orang, setidaknya untuk lingkungan sekitar saya. Saya juga ingin berkontribusi dalam mengurangi konten negatif di media sosial,” ujarnya penuh semangat.
Bagi Lelly, tantangan dalam dunia pendidikan justru menjadi motivasi untuk terus berkembang. Ia percaya bahwa inovasi dalam pembelajaran sangat penting agar siswa lebih antusias dalam belajar.

Lelly juga berpesan kepada para guru agar tidak takut beradaptasi dengan perkembangan zaman. “Jangan ragu mencoba metode baru dalam mengajar. Anak-anak zaman sekarang lebih tertarik dengan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan,” pesannya.
Melalui perjalanannya, Lelly Kurnia telah membuktikan bahwa pendidikan bisa dikemas dengan cara yang menarik dan inovatif. Ia tidak hanya berperan sebagai guru di dalam kelas, tetapi juga sebagai inspirasi bagi generasi muda dan sesama pendidik.
“Saya ingin anak-anak semangat belajar dan guru-guru semakin kreatif dalam mengajar. Dengan begitu, pendidikan di Indonesia bisa terus maju,” tutupnya.