Jakarta, TeropongJakarta.com – Di tengah derasnya tuntutan zaman, ada mereka yang mampu mengelola tidak hanya satu, dua, tetapi tiga dunia sekaligus. Juggling antara pekerjaan kantoran, aktivitas endorse, dan mengejar gelar kuliah menjadi tantangan yang menuntut keuletan, kecerdikan, dan ketangguhan mental. Kehidupan multitasking ini, meskipun penuh tantangan, mampu menginspirasi banyak orang dengan cerita yang penuh perjuangan dan prestasi.

Yustika wanita kelahiran Masamba, 14 Juli 1998 Sulawesi Selatan, yang berani melangkah di arena multitasking ia bukan sekedar seorang pekerja kantoran. Yustika juga merangkap sebagai sosok yang dikenal dalam dunia endorse, menjalin kerja sama dengan merek-merek ternama, sambil tetap berkomitmen pada perjalanan akademisnya.

Melibatkan diri dalam kerja kantoran, kuliah, dan dunia endorse pada saat bersamaan memang seperti menyusun puzzle yang kompleks, namun dengan manajemen waktu yang tepat, semua itu bisa selesai dengan lancar dan Alhamdulillah memberikan hasil yang memuaskan.

Strategi yang Yustika “terapkan adalah dengan bekerja di kantor dari Senin hingga Jumat, dan kemudian fokus pada kuliah di hari Sabtu dan Minggu. Setelah pulang dari kantor pada malam hari, saya menyempatkan diri untuk mengambil video untuk endorsement dan kemudian melanjutkan proses editing di malam hari, sementara untuk endorsement yang melibatkan kunjungan ke toko, saya lakukan pada hari libur Sabtu-Minggu setelah perkuliahan selesai.”

Kombinasi ini tidak hanya efektif, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan, selain menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam dunia digital marketing, saya berhasil membangun popularitas di dunia sosial media. Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan penghasilan dari platform tersebut, tetapi juga membantu dalam kelancaran kuliah tanpa hambatan biaya.

Manajemen waktu yang baik menjadi kunci keberhasilan dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini. “Saya merasa beruntung karena mampu mengatur waktu dengan baik antara kuliah, kerja kantoran, dan menjadi seorang influencer”.

Semua mungkin karena kecintaan saya terhadap tantangan dan keinginan untuk terus belajar hal-hal baru, terutama di dunia digital yang dinamis.

Saya melihat pengalaman ini bukan hanya sebagai rutinitas harian, tetapi sebagai peluang untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan semangat dan kegigihan, menjalani kehidupan ini menjadi lebih bermakna dan memuaskan.