
Sumatera Utara, TeropongJakarta.com – Pendidikan tinggi kini semakin mudah dijangkau oleh berbagai kalangan berkat sistem pembelajaran jarak jauh. Salah satu mahasiswa yang memanfaatkan fleksibilitas ini adalah Bina Novita, seorang pekerja yang juga aktif berkuliah di Universitas Terbuka (UT). Kepada kami, Bina berbagi pengalamannya dalam menjalani peran ganda sebagai mahasiswa dan pekerja serta tantangan yang dihadapinya.
“Saya memilih Universitas Terbuka karena fleksibilitas waktu yang ditawarkan. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, saya tetap bisa bekerja sambil menyelesaikan pendidikan tanpa harus terbentur jadwal kuliah tetap,” ujar Bina saat diwawancarai. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa biaya kuliah di UT lebih terjangkau dibandingkan universitas konvensional, sehingga menjadi pilihan ideal bagi pekerja yang ingin melanjutkan pendidikan.
Sebagai mahasiswa UT, Bina tidak hanya fokus pada akademiknya, tetapi juga aktif dalam organisasi. Ia tergabung dalam komunitas mahasiswa di tingkat regional, di mana mahasiswa UT dari berbagai daerah membentuk kelompok belajar dan mengadakan berbagai kegiatan sosial. “Saya berperan sebagai anggota dalam komunitas ini. Kami sering berdiskusi, berbagi pengalaman, dan mengadakan kegiatan bakti sosial,” katanya.
Membagi waktu antara kuliah, pekerjaan, dan aktivitas organisasi tentu bukan hal mudah. Bina memiliki strategi khusus untuk mengelola kesibukannya agar tetap seimbang. “Saya membuat jadwal yang jelas dan fleksibel. Prioritas utama saya adalah tugas kuliah yang memiliki tenggat waktu lebih cepat. Biasanya, saya belajar di pagi hari sebelum bekerja atau di malam hari setelah pulang kerja. Saat ada pertemuan organisasi, saya memilih waktu yang tidak berbenturan dengan kuliah dan pekerjaan,” jelasnya.

Tantangan terbesar yang dihadapinya dalam menjalani peran ganda ini adalah manajemen waktu. “Menurut saya, membagi waktu itu sulit, tapi ini adalah jalan yang saya pilih,” ujarnya tegas. Untuk mengatasinya, Bina selalu mengecek jadwal dan deadline lebih awal serta membuat rencana penyelesaian tugas sebelum batas waktu. Dengan cara ini, ia bisa tetap produktif tanpa merasa kewalahan.
Selain sukses dalam akademik dan pekerjaan, Bina juga telah memberikan kontribusi bagi komunitasnya. Ia aktif dalam penyelenggaraan kegiatan sosial, seperti program bakti sosial, donasi, dan kegiatan lingkungan yang diadakan oleh organisasi mahasiswa UT. “Bagi saya, terlibat dalam kegiatan sosial ini bukan hanya untuk menambah pengalaman, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Keputusan Bina untuk kuliah di UT tidak hanya membantunya mencapai pendidikan tinggi, tetapi juga memberinya ruang untuk berkembang di luar akademik. Ia mengakui bahwa fleksibilitas waktu yang ditawarkan UT sangat membantunya dalam menjalankan aktivitas di luar perkuliahan. “Banyak sekali manfaatnya. Saya bisa kuliah sambil bekerja, tetap aktif dalam organisasi, dan bahkan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dalam berbagai bidang,” tuturnya.
Keunggulan lain dari UT yang sangat dirasakan Bina adalah kebebasan lokasi belajar. “Mahasiswa bisa kuliah dari mana saja tanpa harus pindah kota, sehingga lebih hemat biaya dan tetap bisa menjalankan aktivitas lain di tempat tinggalnya,” jelasnya. Hal ini menjadi solusi bagi banyak pekerja yang ingin meningkatkan kualifikasi akademiknya tanpa harus mengorbankan pekerjaan.
Menurutnya, sistem pembelajaran di UT juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan manajemen waktu dan kemandirian dalam belajar. “Karena tidak ada jadwal kuliah tetap, saya belajar untuk lebih disiplin dan bertanggung jawab terhadap studi saya sendiri,” tambahnya.

Tak hanya itu, pengalaman Bina dalam membagi waktu antara pekerjaan, kuliah, dan organisasi juga telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih terstruktur dan efisien. “Dengan sistem UT, saya belajar bagaimana mengatur prioritas dan menyelesaikan tugas dengan lebih efektif,” katanya. Ia pun menekankan bahwa keberhasilan dalam menjalani kuliah sambil bekerja sangat bergantung pada komitmen dan disiplin diri.
Bina berharap lebih banyak orang yang mempertimbangkan UT sebagai pilihan untuk melanjutkan pendidikan, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu dan biaya. “Jangan takut untuk mencoba. Dengan strategi yang tepat, kita bisa menyelesaikan kuliah sambil tetap bekerja dan beraktivitas seperti biasa,” pesannya.
Kisah Bina Novita menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi tidak selalu harus ditempuh dengan cara konvensional. Dengan fleksibilitas yang ditawarkan UT, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-cita tanpa harus mengorbankan aspek lain dalam hidupnya.