
Magelang, TeropongJakarta.com – Perjalanan hidup Dista Ayu Marsega bukan sekadar kisah perjuangan, tetapi juga bukti bahwa keberanian dan tekad dapat mengubah hidup seseorang. Sebagai seorang ibu rumah tangga yang pernah mengalami keterpurukan akibat bipolar, ia bangkit dengan menemukan kekuatan dalam dunia digital. Dari seorang yang dicemooh dan dijauhi, kini ia menjadi Duta Canva 2024 serta pendiri Komunitas Perempuan Berdaya Magelang, wadah bagi perempuan untuk belajar dan berkembang.
Pada tahun 2020, hidup Dista berubah drastis setelah menerima diagnosis bipolar. Ia mengalami pasang surut emosi yang berat, bahkan empat kali mencoba mengakhiri hidupnya. Selain harus berjuang melawan kondisi mentalnya, ia juga menghadapi stigma dari masyarakat yang menganggapnya “tidak normal” dan menjauhinya.
“Saya merasa sendirian dan tidak punya siapa-siapa. Banyak orang melihat saya dengan tatapan iba atau justru menjauh. Saat itu, saya merasa dunia ini terlalu berat untuk saya jalani,” ungkap Dista.
Namun, titik balik terjadi saat ia hamil. Menyadari bahwa ia harus bertahan demi anaknya, Dista mulai mencari cara untuk bangkit. Ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan menyerah dan akan membuktikan bahwa ia mampu menjalani hidup dengan lebih baik.
Dalam pencariannya akan harapan, Dista menemukan dunia digital. Awalnya, ia hanya belajar secara mandiri tentang desain grafis dan pemasaran digital dari rumah. Namun, semakin ia mendalami, semakin ia menyadari potensi besar yang dimiliki dunia digital bagi perempuan yang ingin tetap produktif tanpa meninggalkan keluarga.

“Dari rumah, saya belajar sedikit demi sedikit. Awalnya hanya iseng, tapi ternyata saya menemukan passion saya di sini,” katanya.
Belajar dari berbagai sumber online, Dista mulai mengembangkan keterampilannya hingga akhirnya mendapat kesempatan menjadi Duta Canva 2024, sebuah pencapaian yang membuktikan bahwa kondisi mental bukanlah penghalang untuk sukses.
Salah satu tantangan terbesar bagi Dista adalah menghadapi stigma sosial dan depresi yang masih sering menghantuinya. Namun, ia menemukan bahwa produktivitas adalah obat terbaik bagi dirinya.
“Saya menyadari bahwa semakin saya fokus pada hal yang bermanfaat, semakin kecil peluang depresi untuk menguasai saya. Saya mulai mencari lingkungan yang positif, berhenti menyalahkan diri sendiri, dan fokus pada hal-hal yang bisa saya kendalikan,” jelasnya.
Ia ingin menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami tantangan mental tetap bisa berdaya. Menurutnya, kemandirian finansial dan kesempatan untuk berkembang dapat membantu banyak perempuan keluar dari keterpurukan.

Berangkat dari pengalaman pribadinya, Dista mendirikan Komunitas Perempuan Berdaya Magelang pada 3 November 2024. Komunitas ini bertujuan untuk memberikan ruang aman bagi perempuan agar bisa belajar keterampilan digital dan memperoleh penghasilan dari rumah.
“Kami ingin membuktikan bahwa perempuan bisa berdaya meskipun dari rumah. Teknologi membuka peluang yang sebelumnya sulit diakses oleh ibu rumah tangga,” ujarnya.
Kini, komunitas ini telah memiliki lebih dari 100 anggota aktif yang rutin mengikuti berbagai kelas pengembangan diri dan keterampilan digital.
Setiap bulan, komunitas ini mengadakan minimal dua kelas offline serta sesi pembelajaran daring yang dibagikan melalui grup diskusi.
“Kami mengajarkan keterampilan seperti desain grafis, pemasaran digital, hingga cara membangun bisnis online. Semua materi disesuaikan agar mudah dipahami oleh ibu rumah tangga atau perempuan yang baru ingin mulai belajar,” jelas Dista.
Banyak anggota komunitas yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman digital, kini mampu menghasilkan pendapatan sendiri melalui keterampilan yang mereka pelajari.

Menurut Dista, teknologi telah membuka banyak peluang bagi perempuan untuk lebih mandiri secara finansial. Banyak perempuan yang sebelumnya hanya bergantung pada penghasilan suami, kini bisa membantu ekonomi keluarga dengan bekerja dari rumah.
“Banyak dari mereka yang kini memiliki penghasilan sendiri. Bahkan ada yang akhirnya memilih resign dari pekerjaan kantoran karena merasa lebih nyaman bekerja di dunia digital,” ujarnya.
Lebih dari itu, ia percaya bahwa kemandirian finansial perempuan dapat menjadi solusi untuk memutus siklus ketidakberdayaan dalam keluarga.
Komunitas yang didirikan Dista tidak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga memberikan dukungan mental bagi anggotanya. Banyak perempuan yang merasa lebih percaya diri dan memiliki tujuan hidup setelah bergabung dengan komunitas ini.
“Kami tidak hanya belajar, tetapi juga saling mendukung. Di sini, tidak ada yang merasa sendirian,” kata salah satu anggota komunitas.
Dista berharap komunitas ini bisa terus berkembang dan menjangkau lebih banyak perempuan yang membutuhkan.
Bagi perempuan yang mengalami tantangan serupa, Dista menekankan pentingnya mencintai diri sendiri sebelum mencari solusi lain.
“Jangan biarkan rasa insecure menguasai hidupmu. Mulailah dengan mencari hobi, sibukkan diri dengan hal-hal yang positif, dan jangan takut untuk berbicara. Speak up dan berkaryalah, karena setiap perempuan berharga,” pesannya.

Dista tidak berhenti di sini. Ia memiliki rencana besar untuk memperluas dampak komunitasnya, baik melalui kelas offline maupun sesi mentoring virtual.
“Saya ingin lebih banyak perempuan yang sadar akan potensi mereka. Saya akan terus membimbing mereka agar bisa melek digital dan mandiri secara ekonomi,” katanya.
Harapannya, semakin banyak perempuan yang bisa bangkit, mengurangi angka depresi, dan menjadi individu yang lebih percaya diri melalui dunia digital.
Kini, Dista bukan lagi perempuan yang terpuruk karena stigma. Ia telah menjadi inspirasi bagi banyak perempuan lainnya. Dengan semangat dan tekadnya, ia telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi justru awal dari sesuatu yang lebih besar.
“Perempuan berdaya bukan hanya tentang bekerja, tetapi tentang menemukan jati diri dan merasa berarti dalam kehidupan.”
Perjalanan Dista Ayu Marsega adalah bukti bahwa dari keterpurukan, seseorang bisa bangkit dan bahkan menjadi sumber inspirasi bagi orang lain. Melalui dunia digital, ia telah membuktikan bahwa setiap perempuan memiliki kesempatan untuk berkembang, selama mereka percaya pada diri sendiri dan mau mengambil langkah pertama.
Sukak sama kak Dista, ceria, humble dan selalu kasih motivasi².
Sabar dalam membimbing,
Sukses terus dan semoga nular ke aku