
Surabaya, TeropongJakarta.com – Dwi Arifah Rachmana Mulya kian bersinar setelah menjadi salah satu finalis Beauty Muslimah Indonesia Regional Jawa Timur 2025. Perempuan muda asal Surabaya ini bukan hanya hadir dengan kecantikan lahiriah, tetapi juga membawa visi kuat dalam advokasi sosial melalui gerakan yang ia sebut SEBARKASIH.
Elya, begitu ia biasa disapa, lahir dari keluarga yang sederhana dan penuh pengabdian. Ayah dan ibunya mengasuh Panti Asuhan Khadijah 3 Surabaya, tempat ia tumbuh besar dan belajar arti cinta tanpa pamrih. “Saya menyaksikan langsung bagaimana hidup memberi kepada orang lain justru membuat kita tumbuh,” ujarnya.
Kehidupan di panti asuhan membentuk karakter Elya. Ia tumbuh sebagai perempuan yang tidak hanya berprestasi dalam akademik, tetapi juga peka terhadap isu-isu sosial. Latar belakang itu yang kemudian ia bawa dalam ajang Beauty Muslimah Indonesia, sebuah platform yang menggabungkan nilai kecantikan, kecerdasan, dan kepedulian terhadap sesama.

Mengusung program bertajuk SEBARKASIH (Selalu Berbagi Berkah, Kasih, dan Menginspirasi), Elya menyasar isu keterbatasan akses pendidikan dan perhatian terhadap anak-anak panti asuhan. “Masih banyak yang memandang mereka sebagai kelompok marginal. Padahal, mereka adalah potensi besar bangsa,” katanya.
Tidak hanya berhenti pada teori, Elya aktif mengunjungi panti-panti asuhan lain di sekitar Surabaya dan Gresik. Ia menggandeng komunitas mahasiswa, relawan, hingga pelaku usaha kecil untuk terlibat dalam kegiatan edukasi, pelatihan keterampilan, dan program literasi anak. Ini menjadi wujud nyata dari advokasinya.
“Saya ingin membuktikan bahwa ajang kecantikan bukan hanya soal selempang dan sorotan kamera. Lebih dari itu, ini tentang bagaimana kita menggunakan platform untuk membawa perubahan,” tutur Elya dengan nada tegas namun penuh kelembutan.

Dengan penampilan syar’i yang konsisten dan gaya bicara yang santun, Elya menjadi panutan baru di kalangan muslimah muda. Ia menunjukkan bahwa menjadi religius tidak membatasi ruang gerak, melainkan justru memberi arah dalam setiap langkah pengabdian.
Sebagai lulusan S1 Pendidikan dari salah satu universitas ternama di Surabaya, Elya juga aktif menjadi pengajar. Ia percaya bahwa pendidikan adalah jalan pembebasan. “Banyak anak-anak panti yang cerdas, tinggal siapa yang mau membuka jalan bagi mereka,” ujarnya.
Dalam dunia digital, Elya memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan gerakan SEBARKASIH. Kontennya yang inspiratif, mulai dari video motivasi, cuplikan kegiatan sosial, hingga tips pengembangan diri, mendapat respons positif dari ribuan pengikutnya.

Ketika ditanya soal ambisi ke depan, Elya menjawab sederhana, “Saya ingin membangun rumah singgah dan sekolah gratis bagi anak-anak yatim. Saya percaya, sekecil apa pun niat baik, jika dilakukan terus-menerus, bisa jadi perubahan besar.”
Ajang Beauty Muslimah Indonesia 2025 menjadi panggung awal bagi Elya. Namun lebih dari itu, kisah hidupnya adalah cermin bagaimana keindahan sejati bukan soal wajah, melainkan tentang ketulusan memberi dan konsistensi dalam menginspirasi.
“Khoirunnas anfa’uhum linnas sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,” ucapnya menutup percakapan. Dari lorong-lorong panti di Surabaya, Elya membawa terang bagi mereka yang sempat tak terlihat.