Jakarta, TeropongJakarta.com – Sarah Nabilah, lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dari Fakultas Ilmu Keolahragaan, memilih fakultas ini karena hobinya yang sejak kecil menjadikan olahraga bagian tak terpisahkan dari hidupnya. “Saya selalu tertarik dengan olahraga, terutama seni bela diri taekwondo. Semangat berlatih membawa saya menjadi atlet taekwondo dengan berbagai prestasi dari tingkat kota, daerah, hingga nasional,” ujar Sarah.
Prestasi Sarah dalam taekwondo tidak hanya mengasah fisiknya tetapi juga mengajarkan nilai-nilai disiplin dan ketekunan. “Taekwondo telah membentuk karakter saya dan menjadi pondasi dalam hidup saya. Ini membantu saya mengembangkan potensi bakat dan minat di bidang olahraga,” tambahnya.
Selama masa kuliah, Sarah tidak hanya fokus pada taekwondo. Dia juga mendaki Gunung Merbabu, menghadapi medan yang menantang dan menemukan keindahan alam luar biasa di puncaknya. “Pengalaman mendaki ini mengajarkan saya tentang kekuatan dan keberanian dalam menghadapi tantangan di alam bebas,” kata Sarah.
Petualangan Sarah tidak berhenti di situ. Dia juga pernah scuba diving di Kepulauan Seribu dan terpesona oleh keindahan dunia bawah air yang memukau. “Melihat keindahan bawah laut membuat saya semakin mencintai alam,” ungkapnya.
Olahraga ekstrem lain yang pernah Sarah hadapi adalah canyoneering di Curug Cikondang, Cianjur. “Menuruni tebing setinggi 35 meter di bawah guyuran air terjun membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi. Dari sini, saya belajar menghadapi ketakutan dan memperluas batas kemampuan diri,” jelasnya.
Setelah menyelesaikan gelar sarjananya, Sarah memulai karier sebagai guru olahraga. Dia pernah mengajar di beberapa sekolah di Tangerang sebelum pindah ke Bekasi setelah menikah. “Saya bertanggung jawab merancang dan mengajar program olahraga untuk siswa dari berbagai tingkatan, memastikan mereka memahami teknik-teknik dasar dalam olahraga, dan membentuk karakter serta semangat mereka,” ujarnya.
Bagi Sarah, mengajar bukan hanya pekerjaan, tetapi juga panggilan untuk mempengaruhi kehidupan positif siswa-siswanya melalui olahraga. “Mengajar adalah cara saya berbagi ilmu dan membantu generasi muda mengembangkan potensi diri” katanya.
Setelah melahirkan, Sarah memutuskan untuk resign sebagai guru olahraga demi fokus mengurus keluarga. “Keputusan ini diambil untuk memastikan saya dapat memberikan perhatian penuh pada keluarga saya, meskipun saya tetap merindukan dunia mengajar,” ungkap Sarah.
Motivasi Sarah menekuni taekwondo sejak kecil adalah dukungan dari orang tuanya. “Orang tua saya selalu ada untuk memberi dorongan dan dukungan yang tak kenal lelah. Prestasi saya adalah hasil dari semangat dan dukungan luar biasa mereka,” jelasnya.
Taekwondo telah menjadi bagian integral dari hidup Sarah. “Olahraga ini tidak hanya tentang belajar teknik tendangan dan pukulan, tetapi juga mengajarkan disiplin diri, kesabaran, dan tekad untuk terus berkembang,” tambahnya.
Selama perjalanan dalam taekwondo, Sarah menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. “Namun, setiap kali berhasil mengatasi tantangan, saya merasa semakin percaya diri dan termotivasi untuk terus maju,” katanya.
Selain aspek fisik dan kompetitifnya, taekwondo mengajarkan nilai-nilai penting seperti menghormati orang lain dan menjaga etika dalam bertanding. “Saya percaya nilai-nilai ini sangat penting untuk ditanamkan sejak dini dan membantu saya menjadi individu yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Sarah.
Selain taekwondo, Sarah juga menyukai lari dan aktif mengikuti event lari bersama komunitas Ceorunners. “Lari telah menjadi bagian dari gaya hidup sehat saya dan mengajarkan nilai-nilai seperti komitmen, ketekunan, dan solidaritas,” ujarnya.
Sarah juga menjalani badminton dan aerobik dalam rutinitas kebugarannya. “Olahraga ini sangat menyenangkan dan membantu saya mengekspresikan diri serta berbagi semangat dengan orang lain,” katanya.
Sarah sangat bersyukur atas kesempatan untuk terlibat dalam olahraga yang dicintainya. “Ini adalah bagian dari saya sebagai individu dan memberi saya energi positif untuk menjalani kehidupan yang sehat dan bermakna,” ujarnya.
Melalui komitmen yang konsisten untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, olahraga, dan keluarga, Sarah telah belajar bahwa hidup yang seimbang adalah kunci kebahagiaan dan keberhasilan dalam semua aspek kehidupan. “Saya berharap dapat menginspirasi orang lain untuk mengelola waktu mereka dengan baik dan mencapai keseimbangan yang serupa dalam hidup mereka,” tambahnya.
Kunci bagi Sarah dalam menjaga keseimbangan ini adalah komunikasi yang efektif dan manajemen waktu yang baik. “Saya selalu berkomunikasi dengan pasangan untuk menentukan prioritas bersama dan mendukung satu sama lain dalam menjalani rutinitas sehari-hari. Penggunaan teknologi seperti kalender digital atau aplikasi manajemen waktu juga sangat membantu saya untuk tetap terorganisir dan tidak melewatkan hal-hal penting,” tutup Sarah.