
Madiun, TeropongJakarta.com – Di tengah deru aktivitas kota Madiun yang mulai menggeliat sejak pagi, Sovia Ratna Hanggraini, atau akrab disapa Sovi, membuka harinya dengan secangkir kopi dan jadwal yang telah tersusun rapi. Sebagai seorang banker, istri, ibu, dan konten kreator, Sovi menjalani hari-harinya dengan energi yang penuh perhitungan. “Jujur saja, nggak selalu mudah,” ucapnya. “Tapi saya belajar menetapkan prioritas dan boundaries.”
Pagi hingga sore ia habiskan di kantor. Dunia perbankan menuntut ketelitian, konsistensi, dan fokus penuh. Tapi begitu kaki melangkah keluar dari kantor, peran Sovi berubah. Ia adalah seorang ibu dan istri yang berusaha hadir sepenuhnya di tengah keluarga kecilnya. “Di rumah, saya tidak membawa beban pekerjaan. Saya ingin anak dan suami merasa bahwa saya benar-benar hadir.”
Namun, akhir pekan menjadi dunia yang berbeda. Sovi menjelma menjadi kreator digital yang rajin mengunjungi berbagai store UMKM lokal, memotret produk, hingga mengunggah konten positif di akun media sosialnya. “Saya memilih momen-momen tertentu untuk konten. Biasanya weekend. Itulah saat di mana ide-ide saya menumpuk dan ingin dituangkan,” tuturnya.

Bagi sebagian orang, membuat konten digital mungkin dianggap sekadar hobi. Tapi bagi Sovi, ini adalah ruang ekspresi dan pemberdayaan diri. “Ngapain sih bikin konten? Kan sudah punya pekerjaan tetap,” katanya menirukan komentar orang. Tapi ia menjawabnya dengan tindakan: konsisten berbagi hal-hal bermanfaat dan inspiratif.
Lewat akun digitalnya, Sovi banyak membahas soal rumah tangga, kehidupan perempuan pekerja, hingga promosi produk UMKM. Ia percaya bahwa setiap unggahan punya potensi menggerakkan. “Saya ingin menyebarkan hal positif. Entah itu pengalaman saya sendiri atau informasi produk. Siapa tahu bisa membantu satu dua orang.”
Salah satu motivasi terbesarnya adalah melihat banyak perempuan merasa harus memilih antara karier dan keluarga. Sovi ingin memberi narasi berbeda. Bahwa perempuan bisa menjadi apa saja, asal tahu cara mengelola waktu dan menjaga komunikasi. “Tidak apa-apa untuk lelah, tapi jangan berhenti memilih untuk tumbuh,” katanya tegas.

Sovi juga terbuka membicarakan soal tantangan dan tekanan sosial. Komentar negatif bukan hal baru. Tapi seiring waktu, ketika orang melihat dampak dari kontennya, cibiran mulai berganti jadi apresiasi. “Ketika orang melihat manfaatnya, mereka akan berhenti bertanya kenapa, dan mulai bilang terima kasih.”
Dalam rutinitasnya yang padat, Sovia tetap menyelipkan waktu untuk dirinya sendiri. Self-care baginya bukan kemewahan, tapi kebutuhan. Ia percaya bahwa perempuan yang utuh secara emosional akan lebih kuat dalam menjalankan peran-perannya.
Di antara konten-konten yang ia buat, salah satu yang paling banyak mendapat respons adalah tentang pembagian peran domestik bersama pasangan. “Komunikasi adalah kuncinya. Saya dan suami punya komitmen untuk saling bantu. Nggak ada istilah ‘tugas istri’ atau ‘tugas suami’ di rumah kami,” ungkapnya.

Madiun bagi Sovi bukan sekadar kota tempat tinggal, tapi ruang tumbuh. Di kota inilah ia merajut peran-peran hidupnya menjadi satu kesatuan yang utuh. Ia ingin jadi contoh bahwa perempuan daerah juga bisa bersinar dan berdampak.
Bagi Sovi, kesuksesan bukan tentang angka atau jabatan. Tapi tentang keberanian untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. “Perempuan itu luar biasa fleksibel dan kuat. Kita bisa jadi banyak hal. Dan ukur kesuksesanmu sendiri, jangan pakai standar orang lain,” pungkasnya.