
Sidoarjo, TeropongJakarta.com – Sejak kecil, Martha Crisye Monalisa sudah akrab dengan sorotan. Dunia hiburan bukan hal baru baginya. Ia tumbuh dengan kecintaan terhadap panggung, terutama dunia modeling dan tarik suara. “Dulu sering mewakili sekolah untuk lomba-lomba tingkat kabupaten,lanjut Provinsi hingga Nasional,” kenangnya.
Langkah awalnya menuju dunia profesional bermula ketika ia mengikuti ajang pemilihan Duta Anti Narkoba. Tak hanya berpartisipasi, Martha juga sukses menyabet juara ketiga, pencapaian yang membuka banyak pintu kesempatan. “Dari situ mulai banyak tawaran lomba dan job-job lainnya,” ujar perempuan asli Sidoarjo ini.
Setiap peran yang dijalaninya di dunia hiburan menyimpan kesan dan tantangan yang berbeda. Namun, satu benang merah mengikat semuanya: Martha menikmati prosesnya. “Karena aku sangat enjoy, semua terasa menyenangkan aja,” katanya dengan senyum.
Martha menyebut pengalaman di dunia hiburan umumnya positif. Namun, ia menggarisbawahi pentingnya profesionalisme. “Karena pekerjaan ini dilihat banyak orang, jadi apapun yang terjadi, kita harus tetap terlihat oke dan profesional setiap saat,” jelasnya.

Lompatan besar datang ketika ia memutuskan memasuki dunia korporat. Transisi itu tidak mudah. “Tantangan terbesar tentu soal waktu. Di dunia hiburan kita fleksibel, sedangkan di korporat sangat terstruktur karena terikat SOP,” ungkapnya.
Pengalaman di sektor perkebunan sawit sebagai sekretaris di sebuah asosiasi menjadi titik balik. Martha berhadapan langsung dengan dinamika perusahaan besar, termasuk perusahaan asing. “Menegangkan sekaligus menyenangkan. Harus cepat memahami kemauan atasan dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris setiap hari,” ujarnya.
Kemampuan berbahasa asing menjadi modal penting. Dalam pergaulan lintas perusahaan, Martha dituntut tak hanya tampil cakap, tapi juga sigap menghadapi berbagai situasi. “Itu pengalaman yang sangat memperkaya,” ujarnya.
Tahun 2021, Martha memasuki babak baru: dunia perbankan. Ia diterima di Bank BUMN, BNI. Impian masa kecilnya pun terwujud. “Sejak kecil memang ingin kerja di BUMN, seperti papa. Jadi waktu masuk BNI rasanya seperti mimpi yang jadi nyata,” tuturnya.

Namun dunia perbankan menyimpan tekanan tersendiri. Di unit kerja yang cukup riskan, Martha dituntut selalu fokus dan cermat. “Tekanan ada, tapi selama kita bisa adaptasi, semua bisa dijalani,” katanya mantap.
Terlepas dari dunia yang berbeda, Martha percaya prinsip kerja tetap sama. Profesionalisme dan disiplin menjadi nilai yang ia pegang teguh. “Entah itu di panggung atau di kantor, kita harus tetap perform meskipun mood sedang turun,” katanya.
Kini, peran utama Martha ada di rumah. Ia seorang istri dan ibu. Namun, ia tak melepaskan dunia hiburan sepenuhnya. “Main job aku di bank, tapi side hustle-nya masih MC, moderator, dan nyanyi,” ujarnya.

Martha adalah contoh perempuan serbabisa. Meniti karier dengan konsistensi, tanpa kehilangan jati diri dan peran keluarga. “Semuanya bisa dijalani selama kita bisa mengatur prioritas dan waktu,” ungkapnya.
Ketika ditanya soal rahasia menjaga semangat, ia menjawab sederhana: “Nikmati prosesnya dan jangan pernah berhenti belajar.” Dunia berubah, tapi semangat belajar harus tetap hidup, katanya.
Kisah Martha adalah potret generasi perempuan masa kini: dinamis, adaptif, dan inspiratif. Dari Sidoarjo, ia membuktikan bahwa panggung dan kantor bukan dua kutub yang harus dipilih salah satu.