
Jakarta, TeropongJakarta.com – Pagi baru saja merekah ketika Lupita Widyaningrum menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Sambil sesekali mengecek pesan di ponsel, ia memastikan anaknya bersiap sekolah. Di sela riuh kecil rumah tangga, perempuan kelahiran Yogyakarta ini menenun mimpinya satu per satu: menjadi ibu yang hadir, pegawai yang berdedikasi, dan kreator konten yang konsisten berbagi inspirasi.
Tak banyak yang tahu, di balik profesinya sebagai pegawai di salah satu instansi pemerintah, Lupita memelihara kegemaran yang sejak kecil menemaninya: membaca buku dan menjelajah tempat-tempat baru. Dua kebiasaan itu kelak melebur menjadi fondasi akun media sosial @lupireadingrealm ruang virtual yang ia ciptakan sebagai jendela berbagi.
“Sejak dulu, buku selalu jadi cara saya melihat dunia. Ketika membaca, saya merasa mengenal banyak kehidupan yang tak pernah saya temui,” katanya sambil tersenyum.

Selepas jam kantor, Lupita kerap merapikan tumpukan buku di rak perpustakaan pribadi di rumahnya. Di sanalah ia menemukan ketenangan. Setiap lembar halaman seakan menjadi pengingat bahwa belajar tak berhenti hanya karena usia bertambah atau tanggung jawab menumpuk. Membaca membuatnya tetap waras, tetap ingin tahu, dan tetap rendah hati.
Namun, Lupita bukan hanya ingin menyimpan manfaat itu sendiri. Saat pandemi memaksa orang-orang lebih banyak tinggal di rumah, ia mulai membagikan ulasan buku, rekomendasi bacaan, hingga tips literasi keluarga. Perlahan, unggahannya mendapat perhatian, terutama dari para ibu muda yang merasa terhubung dengan ceritanya.
“Ada yang bilang, membaca itu mahal dan butuh waktu luang. Saya ingin menunjukkan kalau literasi bisa mulai dari langkah kecil, semisal membaca 10 menit sebelum tidur,” tuturnya.

Selain buku, Lupita menemukan gairah lain: bepergian bersama keluarga. Baginya, perjalanan bukan sekadar liburan, melainkan cara belajar menghargai keragaman. Ia kerap membawa anaknya mengunjungi situs sejarah, museum seni, camping atau mencicipi kuliner yang beraneka ragam.
Di setiap tempat yang ia singgahi, Lupita selalu mencari cerita. Semua kisah kecil itu ia rangkum dalam catatan perjalanan yang sederhana, namun menyentuh.
Sebagai seorang pegawai pemerintah, Lupita tak merasa profesinya berbenturan dengan aktivitas kreatif. Justru, ia menganggap dua peran itu saling melengkapi. “Bekerja di instansi publik membuat saya belajar disiplin dan teliti. Menjadi kreator membuat saya belajar mendengarkan dan berbagi,” ujarnya pelan.
Lupita juga aktif mengikuti jejaring profesional dan komunitas. Saat ini, ia tergabung sebagai member di Asosiasi Influencer Indonesia, komunitas pecinta perjalanan Sitraveler.id, serta komunitas Indonesia Berkelana yang fokus mempromosikan wisata nusantara dan literasi budaya.

Di antara tumpukan agenda dan deadline kantor, Lupita tak pernah lupa menghidupkan mimpi-mimpinya sendiri. Baginya, menjadi ibu, istri, pegawai, dan kreator adalah rangkaian peran yang saling memberi warna. Semua berawal dari keberanian untuk memulai.
“Kadang saya juga lelah. Tapi ketika ada yang bilang, ‘Terima kasih, kontennya membantu saya semangat membaca lagi,’ rasanya semua terbayar,” kata Lupita, matanya berbinar.
Cerita Lupita Widyaningrum adalah kisah banyak perempuan hari ini: belajar menyeimbangkan tanggung jawab dan aspirasi, merawat kebahagiaan diri tanpa melupakan peran utama di rumah. Di balik layar ponselnya, ia menulis satu pesan sederhana: tak ada mimpi yang terlalu kecil, jika dijalani dengan konsistensi dan hati yang tulus.