Jakarta, TeropongJakarta.com – Di tengah rutinitas yang kerap dilekatkan pada peran ibu rumah tangga, Siti Fatimah memilih jalan yang lebih dinamis. Perempuan kelahiran Pacitan ini menjalani keseharian sebagai pekerja di bidang properti, sembari menjaga tubuh dan pikirannya tetap aktif melalui olahraga. Baginya, hidup bukan sekadar menjalani peran, tetapi juga merawat identitas diri.
Kesadaran untuk bergerak lahir dari refleksi pribadi. Siti merasa perlu memiliki ruang di luar peran domestik yang selama ini ia jalani. “Aku merasa perlu punya identitas sendiri di luar peran sebagai ibu rumah tangga,” ujarnya. Dorongan itu muncul dari keinginan untuk tetap berdaya dan berkontribusi.
Pengalaman berkarier sejak masa gadis membentuk pandangan hidupnya. Siti terbiasa mandiri dan mengenal dunia kerja sebelum menikah. Ketika peran keluarga menjadi dominan, hasrat untuk tetap produktif tidak pernah benar-benar hilang. Ia ingin memberi arti lebih, baik bagi keluarga maupun bagi dirinya sendiri.

Dunia properti kemudian menjadi pilihan. Bidang ini memberinya fleksibilitas waktu sekaligus peluang untuk berkontribusi secara finansial. “Kerja di properti buat aku adalah cara mewujudkan impian pribadi dan keluarga,” katanya. Di sektor ini, Siti menemukan kecocokan antara kebutuhan hidup dan minat pribadi.
Lebih dari sekadar profesi, properti menghadirkan kepuasan emosional. Siti merasakan kebahagiaan saat dapat membantu orang lain memiliki rumah impian. Rumah, baginya, bukan hanya aset, tetapi juga simbol keamanan dan awal dari perjalanan hidup yang baru.
Di luar pekerjaan, Siti menjaga keseimbangan hidup melalui olahraga. Lari, gym, dan tenis menjadi bagian dari rutinitasnya. Aktivitas fisik itu ia maknai sebagai waktu untuk diri sendiri. “Itu me time aku, bikin pikiran fresh dan energi kembali,” ujarnya.

Olahraga membantu Siti tetap fokus dan produktif. Tubuh yang aktif membuatnya lebih siap menghadapi tekanan kerja dan tuntutan keluarga. Bagi Siti, kesehatan fisik dan mental adalah modal penting untuk menjalani peran ganda.
Perjalanannya tidak selalu lepas dari stigma. Ada pandangan yang mempertanyakan pilihannya bekerja di luar rumah. Siti memilih tidak larut dalam penilaian tersebut. Ia menanggapinya dengan sikap tenang dan konsistensi pada tujuan yang ia yakini.
Kini, jejak hidup Siti Fatimah menjadi potret perempuan yang berani mendefinisikan ulang peran. Ia percaya setiap perempuan memiliki potensi besar untuk berkembang. Pesannya sederhana: mulai dari langkah kecil, temukan passion, dan berani mewujudkan impian. Bagi Siti, hidup yang aktif adalah cara menjaga martabat dan makna diri.
