
Tangerang, TeropongJakarta.com – Ms. Retta tak pernah menyangka hobi berolahraga akan membawanya menjadi coach fitness sekaligus instructor pole dance. “Awalnya dari hobi, banyak yang request untuk diajarin. Akhirnya aku jadi coach dan instructor,” kata perempuan yang aktif di dunia kebugaran ini saat ditemui di Tangerang.
Bagi Retta, pole bukan sekadar hiburan atau tontonan. Ia melihatnya sebagai kombinasi olahraga dan seni gerak. “Honestly, pole itu mirip calisthenics. Butuh core dan flexibility yang luar biasa untuk bisa climb dan bikin combo yang cantik,” ujarnya sambil tersenyum.
Meski begitu, ia tak menutup mata bahwa pole dance masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Stigma ini, kata Retta, menjadi pekerjaan rumah bagi para penggiatnya. “Yes, ini peer buat kita. Kita harus terus edukasi bahwa ini olahraga yang sehat,” katanya.

Retta percaya bahwa fitness bukan hanya soal membentuk tubuh, tapi juga membangun rasa percaya diri. Ia selalu menyampaikan pada murid-muridnya bahwa latihan beban dapat memperlambat penuaan. “Fitness dan gym itu menaikkan massa otot, artinya bikin proses penuaan melambat. Hormon endorfin yang keluar bikin happy dan fully confident,” jelasnya.
Selain membangun fisik, ia juga fokus membantu murid yang punya masalah mental. Retta menceritakan pengalaman melatih seseorang dengan obesitas hingga akhirnya jatuh cinta pada weight lifting. “Yang paling bikin haru, ada murid yang dulunya insomnia, sekarang bisa tidur tanpa obat berkat latihan rutin,” ujarnya.
Baginya, proses mengajar bukan hanya soal teknik, tapi juga membentuk hubungan emosional. Retta kerap menjadi teman curhat murid-muridnya yang sedang berjuang dengan kesehatan mental. “Aku senang mereka percaya sama aku, bukan cuma sebagai coach tapi juga support system,” katanya.

Peran media sosial juga tidak bisa dipisahkan dari perjalanan kariernya. Retta mengaku Instagram membantunya membangun personal branding dan menjangkau murid baru. “Banyak yang tahu aku dari sosial media, terus DM untuk minta jadiin personal coach atau ngajarin di gym,” ujarnya.
Ia pun mengatur feed Instagram-nya sedemikian rupa agar bisa sekaligus menjadi media edukasi. “Aku share tips latihan, progress murid, sampai motivasi. Jadi bukan cuma jualan jasa, tapi memberi value,” tambahnya.
Melihat tren kebugaran yang semakin berkembang, Retta optimistis bahwa pole dance akan semakin diterima. Ia berharap semakin banyak studio yang menyediakan fasilitas pole. “Semakin banyak orang yang coba, semakin hilang stigma-nya,” katanya yakin.

Lima tahun ke depan, Retta punya mimpi besar. Ia ingin memiliki home gym dengan fasilitas lengkap, termasuk tiang pole untuk latihan. “Biar bisa coaching fitness dan pole sekaligus di tempatku sendiri. Ini goals dan mimpi aku,” ujarnya.
Retta menutup perbincangan dengan pesan sederhana. Baginya, olahraga bukan hanya rutinitas fisik, tapi cara mencintai diri sendiri. “Fitness itu bukan cuma soal body goals, tapi soal kesehatan dan kebahagiaan,” katanya.