Gresik, TeropongJakarta.com – Carolina Ria Oktaviani, akrab disapa Olin, seorang konselor laktasi dan pelatih pendidikan keluarga dari Gresik, mengungkapkan kisah inspiratifnya dalam membantu ibu-ibu menyusui dan mengasuh anak-anak mereka dengan dukungan dan pengetahuan yang tepat. Perjalanan ini dimulai dari pengalaman pribadi yang penuh tantangan saat ia pertama kali menjadi ibu.

“Saya awalnya berpikir menyusui itu alami dan mudah. Tetapi setelah melahirkan anak pertama, saya menyadari betapa sulitnya menyusui tanpa pengetahuan dan dukungan yang memadai,” kata Olin. Dalam kebingungannya, ia merasakan betapa pentingnya support system dalam keberhasilan menyusui. Namun, banyak ibu yang tidak memiliki dukungan seperti itu, yang membuat Olin ingin membantu mereka.

Keinginannya untuk membantu membawa Olin kepada Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). “AIMI menjadi tempat di mana saya menemukan komunitas ibu-ibu yang saling mendukung dan berbagi pengalaman. Saya kemudian tertarik untuk menjadi konselor menyusui agar bisa membantu ibu-ibu dan bayi-bayi mendapatkan hak-haknya menyusui,” ujar Olin.

Selain menyusui, Olin juga mendalami dunia parenting melalui @KeluargaKitaID, sebuah komunitas yang menyediakan program relawan untuk orangtua yang ingin belajar tentang pengasuhan. “Menjadi orangtua itu tidak mudah dan tidak ada sekolahnya. Melalui KeluargaKita.ID, saya menemukan cara belajar bersama orangtua lain, berbagi pengalaman, dan praktek baik tentang pengasuhan,” jelasnya.

Olin dan teman-teman relawan di KeluargaKita.ID bahkan menulis buku bersama untuk berbagi pengalaman mereka. “Kami menentukan tema tertentu dan masing-masing menyumbangkan tulisan dari pengalamannya. Saat ini, kami sedang menyusun buku tentang pengasuhan anak laki-laki. Semua ini sejalan dengan materi dan kurikulum yang sudah disusun oleh KeluargaKita,” katanya dengan antusias.

Sebagai konselor dan pelatih pendidikan keluarga, Olin telah mengubah perspektifnya tentang banyak hal. “Pengalaman setiap keluarga itu unik dan valid. Setiap orang butuh validasi dan dukungan. Dengan teman-teman sesama orangtua yang bisa diajak berbagi, tantangan dalam pengasuhan terasa lebih ringan,” tambahnya.

Olin juga menghadapi tantangan dalam mengajak orangtua untuk belajar. “Kemajuan teknologi membuat informasi mudah diakses, tetapi orangtua perlu dibimbing untuk mendapatkan informasi yang benar. Kadang lebih mudah membantu orang yang sama sekali tidak tahu daripada yang merasa sudah tahu. Maka, kita perlu mendekati mereka melalui minat dan komunitas yang mereka sukai,” jelasnya.

Dalam kesehariannya, Olin sangat terorganisir. “Saya membuat jadwal mingguan setiap Minggu malam, termasuk merencanakan olahraga. Lari sudah menjadi kebutuhan bagi saya dan menjadi me time. Keluarga saya mendukung kebutuhan saya untuk punya waktu sendiri, termasuk saat ikut race lari di luar kota,” katanya.

Olin memiliki impian besar untuk masa depan. “Saya berharap menyusui dan pengasuhan bisa menjadi obrolan sehari-hari yang ringan. Sekarang sudah banyak konten tentang ini, dan itu sangat menggembirakan. Semakin banyak orang yang memperjuangkan hal ini bersama, tujuan jangka panjang kita akan tercapai,” harapnya.

Untuk target pribadinya, Olin ingin tetap aktif hingga tua. “Saya ingin tetap bisa lari, tetap bisa olahraga, dan rutin latihan beban agar tidak menjadi beban bagi anak-anak saya nanti. Ini adalah cara saya menjaga diri dan tetap bermanfaat bagi keluarga,” tutupnya dengan senyum optimis.