Magetan, TeropongJakarta.com – Arum Luksamukti Kubara, seorang perempuan muda asal Kabupaten Magetan, telah memilih jalan yang tidak biasa bagi banyak orang. Sebagai anak bungsu perempuan satu-satunya, ia sering kali tidak diperbolehkan pergi jauh oleh keluarganya. Namun, keinginan kuat untuk keluar dari zona nyaman membawanya ke Jepang, di mana ia sekarang bekerja sebagai kaigo, atau caregiver, bidang yang masih berkaitan dengan jurusan di kesehatan.

Arum tertarik dengan pekerjaan kaigo sejak pertama kali mendengarnya. Ia ingin mempelajari lebih banyak tentang perawatan baik, sehingga ilmu yang ia peroleh selama kuliah kebidanan maupun kerjaan ini dapat digunakan dengan maksimal, tidak hanya untuk ibu hamil dan anak-anak, tetapi juga untuk lansia. “Semua ilmu yang saya dapatkan bisa saya gunakan, minimal untuk diri sendiri di masa depan, dan orang-orang di sekitar saya,” ujar Arum.

Tahun pertama bekerja di Jepang menjadi tantangan besar bagi Arum. Bahasa Jepang yang digunakan dalam pekerjaan kaigo sangat sulit, terutama bahasa medis dan bahasa yang paling sopan. Setiap hari, ia harus mempelajari kosakata baru untuk bisa berkomunikasi dengan baik. “Topik obrolan setiap harinya juga berbeda, sehingga saya harus banyak belajar kosa kata baru,” katanya.

Setelah beberapa waktu, Arum mulai memahami kehidupan dan budaya kerja di Jepang. Ia menyadari bahwa budaya “tatemae” atau menyembunyikan perasaan sebenarnya di depan publik sangat tinggi di Jepang. Hal ini membuatnya kadang kesulitan mengenali apakah orang puas dengan hasil kerjanya atau hanya pura-pura. “Kadang saya stuck di situ-situ aja karena takut buat kesalahan,” ujar Arum. Namun, ia juga mengetahui bahwa orang Jepang sangat profesional dalam pekerjaan mereka.

Meskipun sibuk bekerja sebagai kaigo, Arum tidak melupakan cita-citanya untuk melanjutkan kuliah di bidang kebidanan. Motivasi utamanya adalah untuk mengingat kembali dan meng-upgrade ilmu kebidanan yang terus berkembang. Selain bekerja dan kuliah, ia juga memiliki tanggung jawab untuk mengikuti ujian kenaikan tingkat bahasa Jepang.

Selain pekerjaannya yang menantang, Arum juga memiliki hobi yang cukup ekstrem, yaitu mendaki gunung. Bagi Arum, mendaki gunung adalah pengalaman yang sangat menyenangkan dan penuh tantangan. “Naik gunung itu susah, tiba-tiba bisa badai, hujan angin, kalau beruntung ya cerah,” kata Arum. Menurutnya, perjalanan mendaki gunung jauh lebih seru karena dapat menemukan sisi baru dari teman-teman yang jarang keluar saat bermain di kota.

Namun, karena kesibukannya, Arum saat ini menggantikan hobinya mendaki gunung dengan menonton drama Korea. Ia menggunakan drama Korea sebagai media untuk mengekspresikan emosinya. “Nonton drama Korea saya pakai sebagai media saya untuk nangis, ketawa, seneng, dan emosi-emosi yang lain,” ujar Arum dengan senyum.

Sebagai kaigo, Arum membantu pasien lansia yang memiliki keterbatasan tubuh, faktor usia, dan penyakit. Melalui pekerjaannya, ia menyadari betapa pentingnya memperlakukan lansia dengan selayaknya. Ia belajar banyak dari pasiennya yang membawa sifat dan kebiasaan mereka sejak muda. “Ada yang sering berkata kasar walaupun sedang melakukan hal baik, ada juga yang sering berterima kasih, atau selalu bersyukur dengan semua makanan yang dihidangkan,” katanya.

Pengalaman ini mengubah pola pikir Arum. Ia menyadari bahwa penting untuk membawa bibit baik dalam kehidupan sendiri di kemudian hari. Pekerjaan sebagai kaigo mengajarkannya untuk lebih sabar dan bijaksana dalam menghadapi berbagai karakter orang.

Arum juga mendapatkan pelajaran berharga tentang kebijaksanaan dan ketabahan dari pasien-pasien lansia yang ia rawat. Setiap interaksi memberikan wawasan baru tentang kehidupan dan bagaimana setiap orang membawa sifat dan kebiasaan dari masa mudanya hingga tua. Ini menjadi pengingat bagi Arum untuk selalu berusaha membawa kebaikan dalam setiap aspek kehidupannya.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Arum tetap bersemangat dan bertekad untuk terus belajar dan berkembang. Ia berharap bahwa pengalamannya ini dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang ingin keluar dari zona nyaman dan meraih mimpi-mimpi mereka.

Arum juga menekankan pentingnya dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Meskipun awalnya keluarganya khawatir, mereka kini mendukung keputusannya dan bangga dengan pencapaian yang telah ia raih. Ini memberikan kekuatan tambahan bagi Arum untuk terus maju.

Selain itu, Arum juga menyampaikan pesan kepada generasi muda lainnya agar tidak takut untuk mengejar impian mereka. “Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman. Tantangan memang ada, tetapi pengalaman yang didapat sangat berharga dan membuka banyak peluang baru,” ujarnya.

Kisah Arum adalah contoh nyata bahwa keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan menghadapi tantangan baru dapat membuka banyak peluang dan pengalaman berharga. Semangatnya untuk terus belajar dan membantu orang lain adalah inspirasi bagi kita semua.

Dengan dedikasinya dalam pekerjaan dan tekadnya untuk terus belajar, Arum Luksamukti Kubara membuktikan bahwa tidak ada batasan untuk mencapai mimpi, asalkan ada kemauan dan usaha yang kuat. Perjalanan hidupnya adalah bukti bahwa dengan kerja keras, tekad, dan dukungan dari orang-orang tercinta, segala sesuatu bisa dicapai.