
Bau-Bau, TeropongJakarta.com – Perjalanan Ucy sebagai pelari bukan dimulai dari lomba, medali, atau pelatih pribadi. Ia tidak lahir dari keluarga atlet, bukan pula anggota tim olahraga sejak kecil. Semua bermula di tahun 2020, ketika pandemi membuat dunia sepi dan langkah kaki menjadi satu-satunya pelarian. “Waktu itu cuma jalan kaki. Keluar rumah biar kepala nggak penat,” kenangnya. Dari langkah-langkah kecil itu, ia menemukan keheningan yang menyembuhkan.
Selama dua tahun, ia berlari sendiri menemani senyap pagi dan bayang tubuhnya sendiri. Ritme tubuh dan hati pelan-pelan bersatu, memberi ruang untuk memahami makna dari setiap napas dan hentakan kaki. Baru pada 2022, semesta membawanya bertemu Kepton Runners, komunitas lari yang berbasis di Bau-Bau. “Awalnya saya minder, tapi mereka ramah. Kita saling bantu, saling semangati,” ujarnya.
Bersama Kepton Runners, Ucy menemukan dimensi baru dari berlari: kebersamaan. Tak lama setelah bergabung, ia memberanikan diri mengikuti lomba pertamanya, 5K. Ketegangan di garis start hampir membuatnya mundur. Tapi saat garis finish terlihat, ia tahu ada sesuatu dalam dirinya yang berubah. “Saya pengen coba lagi,” ucapnya. Tak sampai setahun, ia berhasil menyelesaikan 10K, lalu 21K. Kini, matanya tertuju pada tantangan berikutnya: marathon 42K.

Namun bagi Ucy, finish bukan segalanya. Setiap race hanyalah ujian dari perjalanan panjang yang dimulai jauh hari sebelumnya. Minggu-minggu penuh latihan, pengorbanan waktu, dan kerja keras fisik dan mental menjadi bagian tak terpisahkan. Tak hanya lari, ia juga rutin melakukan latihan kekuatan di gym. “Strength training itu penting banget, apalagi buat otot kaki. Biar nggak gampang cedera pas race,” jelasnya.
Sebagai ibu dari dua anak, rutinitas harian Ucy tak bisa dibilang ringan. Ia terbiasa bangun sebelum matahari terbit untuk jogging, lalu kembali ke rumah menyiapkan sarapan dan mengantar anak-anak ke sekolah. Setelah itu, ia lanjutkan hari dengan gym atau pekerjaan rumah. Jika pagi terlalu sibuk, ia akan bergeser ke sore. “Kalau niat, pasti bisa cari waktu,” katanya mantap.
Olahraga, bagi Ucy, tak sekadar bentuk aktivitas fisik. Ia adalah ruang kontemplasi, medan latihan ketangguhan batin. Lari melatihnya untuk bertahan; gym mengajarkannya fokus dan kedisiplinan. “Olahraga itu ngajarin saya buat kuat, bukan cuma di badan, tapi di pikiran juga,” katanya. Ketangguhan itu terasa dalam keseharian ia mengaku lebih sabar dan stabil dalam menghadapi tekanan hidup.

Aktif di media sosial membuat Ucy tak luput dari komentar negatif. Ada yang nyinyir, ada yang mencibir. Namun ia tak membiarkan komentar itu menjadi beban. “Hidup saya, pilihan saya,” ucapnya tegas. Ia lebih memilih mendengar tubuhnya sendiri daripada suara-suara asing yang tak tahu cerita di balik langkahnya.
Ucy tidak berlari untuk mengejar bentuk tubuh ideal. Ia tidak terobsesi dengan angka di timbangan. Baginya, sehat, kuat, dan bahagia adalah tujuan yang lebih bermakna. Ia menjaga pola makan, cukup tidur, dan mempercayai proses. “Saya mau tubuh saya jadi rumah yang nyaman buat diri saya sendiri,” katanya.
Di kota kecil seperti Bau-Bau, langkah Ucy memang belum banyak disorot. Tapi setiap minggu, ia terus berlari. Menyusuri jalan yang sama, dengan tekad yang terus bertambah. Dalam tumpukan peran sebagai ibu, istri, dan perempuan aktif, Ucy menempatkan olahraga sebagai bentuk cinta pada diri. “Saya pengen terus bergerak. Buat saya sendiri, buat anak-anak juga,” ujarnya.

Kini, impiannya tidak berhenti di garis finish. Ia ingin menjadi inspirasi. Ia ingin mengajak lebih banyak perempuan untuk mulai peduli pada kesehatan. Tidak harus besar, tidak harus segera. “Mulai aja dulu. Mau jalan, mau lari, atau senam di rumah. Yang penting, konsisten,” katanya. Bagi Ucy, perubahan tak harus bising, tapi harus terus berjalan.
Setiap langkah Ucy di atas aspal adalah bab baru yang ia tulis sendiri. Kadang napasnya terengah, kadang tubuhnya lelah. Tapi matanya selalu menatap ke depan. Dalam kesunyian pagi atau riuhnya race day, satu hal tetap sama: Ucy tak lagi berlari dari hidup, ia berlari untuk merayakannya.