
MOJOKERTO, TeropongJakarta.com – Di usia yang kerap dianggap sebagai masa pensiun bagi atlet, Tanty Wijayanti justru menorehkan prestasi gemilang di dunia lari. Perempuan 37 tahun asal Plososari, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto ini membuktikan bahwa semangat berprestasi tak mengenal batas usia.
Sebelum menjadi pelari, Tanty adalah atlet sepak takraw yang aktif berlaga di berbagai kejuaraan. Setelah vakum cukup lama, ia memutuskan untuk kembali ke dunia olahraga dengan mencoba peruntungan di cabang lari.
“Waktu itu saya lihat event lari sedang booming. Ada dorongan kuat dalam diri untuk membuktikan bahwa saya masih bisa berprestasi,” kenang Tanty saat berbincang dengan TeropongJakarta, Rabu (22/6).

Sebagai PNS dan ibu rumah tangga, Tanty harus berjuang ekstra keras membagi waktu antara pekerjaan, keluarga, dan latihan. Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk berlari 30 menit sambil mengantar anak sekolah.
“Yang paling berat itu melawan rasa malas. Tapi saya selalu ingatkan diri, sedikit demi sedikit yang penting konsisten,” ujar perempuan yang kini menjadi inspirasi banyak orang ini.
Dalam dua tahun terakhir, Tanty mulai serius mengikuti berbagai lomba lari. Hasilnya cukup membanggakan – ia kerap menempati podium di kategori usia 35 tahun ke atas.

“Prestasi pertama di lomba lari itu seperti membuka mata saya. Ternyata usia bukan penghalang untuk tetap berkompetisi,” katanya dengan mata berbinar.
Kini, Tanty sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba lari bergengsi tingkat nasional. “Target berikutnya Virgin Half Marathon. Saya yakin bisa dengan persiapan yang matang,” tegasnya penuh keyakinan.
Kisah Tanty menjadi bukti nyata bahwa olahraga bisa dilakukan di usia berapa pun. “Saya ingin menginspirasi teman-teman seusia bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai hal baru,” pesannya.

Suami dan anak-anaknya menjadi penyemangat utama. “Mereka selalu bilang, ‘Ibu pasti bisa’. Dukungan itu yang membuat saya terus maju,” ungkap Tanty tersenyum.
Tanty berpesan: “Mulailah dari yang kecil, jangan memaksakan diri. Yang penting konsisten dan nikmati prosesnya.”
Ke depan, Tanty bercita-cita bisa berlari hingga kategori master. “Saya percaya selama ada kemauan, pasti ada jalan,” tandasnya penuh semangat.