Salatiga, TeropongJakarta.com – Sharfina Sheila Rosada, warga Perumahan Sehati, Kota Salatiga, dikenal sebagai sosok yang sukses menyeimbangkan dua dunia yang berbeda, yakni sebagai tenaga pendidik dan atlet lari berprestasi. Ia bekerja di Politeknik Bhakti Semesta Salatiga, tempat yang dipilihnya karena menawarkan posisi yang sesuai dengan bidangnya, Perpustakaan. Selain itu, bekerja di kota sendiri memberikan kenyamanan tersendiri baginya.

Sharfina mulai terjun ke dunia atletik sejak usia 14 tahun, terinspirasi oleh ayahnya yang merupakan atlet lari nasional. Ayahnya, yang telah beberapa kali mengikuti dan menjuarai event lari baik nasional maupun internasional, menjadi motivator utama dalam perjalanan karier atletiknya. “Saat itu, ayah saya melatih atlet-atlet nasional seperti Agus Prayogo dan Triyaningsih. Saya sering diajak ke lapangan, dan dari situlah saya mulai tertarik,” ujarnya.

Berkat dedikasi dan kerja kerasnya, Sharfina kini dipercaya menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang disponsori oleh brand ternama Jepang, Mizuno. “Alhamdulillah, ini hasil kerja keras saya. Saya bangga bisa membawa nama Indonesia,” katanya.

Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah mengatur waktu antara kewajiban sebagai pekerja kantor dan tanggung jawab sebagai atlet lari. Setiap hari, Sharfina memulai latihan pagi pukul 05:00 hingga 07:00, lalu bersiap untuk bekerja mulai pukul 08:00 hingga 16:00. Sepulang kerja, ia melanjutkan latihan sore hingga pukul 18:00. “Rutinitas ini saya jalani setiap hari, kecuali hari libur Sabtu,” jelasnya.

Lokasi favorit Sharfina untuk berlatih adalah rute dekat rumahnya yang menawarkan pemandangan gunung, sawah, dan pepohonan rindang. “Pemandangan yang indah membuat saya nyaman dan semangat untuk berlari,” ungkapnya.

Selain menjaga kebugaran, berlari juga menjadi cara bagi Sharfina untuk melepas stres dari pekerjaan. “Dengan berlari, saya bisa lebih rileks, kualitas tidur dan pola makan pun terjaga,” tambahnya.

Setiap bulan, Sharfina mengikuti 2-3 event lari dengan berbagai jarak, mulai dari 10km, 21km, hingga 42km. Tahun lalu, ia berhasil meraih juara 1 di kategori Half Marathon pada Malioboro Run, juara 2 di kategori Full Marathon pada The International Yogyakarta, dan juara 3 di kategori Full Marathon pada BTN Jakarta Run. Ia juga meraih juara 2 di kategori Half Marathon pada Borobudur Marathon.

Pengalaman mengikuti lomba lari tidak selalu mulus. Sharfina pernah mengalami cedera hamstring, namun semangat dari teman-teman pelari selalu memberikan motivasi tambahan baginya. “Dukungan dari teman-teman sangat berarti, membuat saya terus bersemangat,” katanya.

Sharfina juga menekankan pentingnya bertanggung jawab dengan apa yang sudah dimulai. “Rasa malas dan capek pasti ada, terutama setelah pulang kerja. Tapi dengan prinsip harus bertanggung jawab, saya tetap melakukannya,” ujarnya.

Untuk menjaga kebugaran saat cuaca tidak mendukung, Sharfina beralih ke treadmill atau melakukan conditioning di rumah. Ia juga menyarankan untuk melakukan stretching jika tidak bisa berlari, terutama setelah bekerja seharian.

Dengan segala pencapaiannya, Sharfina tidak hanya menjadi kebanggaan Kota Salatiga, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang. Dedikasi dan disiplin yang ditunjukkannya dalam menyeimbangkan karier akademik dan olahraga adalah contoh nyata bahwa dengan tekad kuat, semua impian bisa dicapai.

Semangat dan komitmen Sharfina dalam dunia atletik dan akademik membuktikan bahwa seorang individu bisa unggul dalam berbagai bidang sekaligus. Prestasinya menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan dedikasi adalah kunci sukses dalam mencapai tujuan hidup.