Jakarta, TeropongJakarta.com – Malam Grand Final Miss Teenager Muslimah Indonesia 2025 di Discovery Ancol Jakarta menjadi momen tak terlupakan bagi Tuti Hidayatun Nurul Laily. Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang asal Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus ini berhasil meraih Juara 2 Miss Teenager Muslimah Indonesia 2025, sebuah capaian yang tak hanya membanggakan dirinya, tapi juga daerah asalnya.
Sebelum melangkah ke tingkat nasional, Tuti lebih dulu berjuang di ajang Miss Teenager Muslimah Jawa Tengah. Dari puluhan peserta, ia berhasil masuk tiga besar (Top 3) yang kemudian mewakili provinsinya di tingkat nasional. “Saya ingin mencari wadah yang bisa menyalurkan potensi diri, membangun personal branding, tapi tetap berpegang pada nilai-nilai Islam,” ujar Tuti kepada TeropongJakarta.com
Selama karantina yang berlangsung pada 27 – 30 Oktober 2025, para finalis dinilai dari berbagai aspek mulai dari sikap, perilaku, hingga cara berinteraksi dengan sesama peserta. Tuti mengaku, hal paling berharga dari proses itu adalah pelajaran tentang integritas diri. “Saya belajar untuk jujur pada diri sendiri, bersikap santun, dan fokus pada tujuan positif, bukan hanya untuk menang,” ujarnya.

Perjalanan menuju juara tidak mudah. Tuti mengaku sempat merasa gugup menjelang malam puncak. Namun dukungan dari keluarga, teman, dan para dosen Unissula membuatnya kembali tenang. “Alhamdulillah Allah merestui. Semua doa dari orang tua, keluarga, teman-teman, dan dosen menjadi kekuatan besar untuk saya,” ucapnya.
Bagi Tuti, ajang Miss Teenager Muslimah Indonesia bukan sekadar kompetisi kecantikan, melainkan ruang untuk menunjukkan bahwa remaja muslimah berhijab juga bisa berprestasi dan berkontribusi. “Hijab bukan penghalang untuk kita terus belajar dan mengembangkan diri. Justru dengan hijab, kita bisa memperlihatkan nilai dan karakter sejati,” katanya.
Kini, Tuti berencana untuk menggunakan media sosial sebagai sarana edukasi. Ia ingin membagikan konten seputar self-growth, kesehatan mental, serta pentingnya menjaga nilai-nilai Islam di era digital. “Media sosial itu dekat dengan remaja, jadi saya ingin menjadikannya ruang untuk menyebarkan hal-hal positif,” tutur gadis kelahiran Kudus itu.

Selain aktif di dunia digital, Tuti juga ingin berbagi inspirasi langsung di lingkungan kampus dan sekolah-sekolah di Kudus. Ia berharap bisa memotivasi para remaja muslimah agar terus berpendidikan tinggi tanpa meninggalkan identitas keislaman. “Kejar pendidikan setinggi mungkin, jangan takut mencoba hal baru, dan jadikan agama sebagai pondasi hidup,” pesannya.
Bagi Tuti, kemenangan ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk memberi dampak positif. “Saya ingin menjadi bukti bahwa perempuan berhijab bisa berprestasi dan tetap menjunjung tinggi nilai moral. Ini bukan sekadar gelar, tapi tanggung jawab,” tutupnya.
