Jakarta, TeropongJakarta.com – Tuban dan sejumlah daerah di Jawa Timur diguncang oleh tiga gempa beruntun pada Jumat (22/3/2024), meninggalkan jejak ketakutan dan kepanikan di tengah masyarakat. Gempa terkuat terjadi pukul 15.52 WIB dengan magnitudo mencapai 6,5, menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan dan korban.

Fera, seorang wanita yang berada di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair), Surabaya, pada saat gempa terjadi, menjadi saksi mata dari ketakutan yang dirasakan oleh para pasien dan keluarga mereka. Ketika gempa mengguncang, Fera bersama keluarganya berjuang untuk keluar dari bangunan yang bergetar, dengan tangannya merangkul ibunya yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

“Dalam kondisi panik, Fera memilih untuk tidak menggunakan lift dan memilih turun melalui tangga bersama dengan ibu dan adiknya”. Setelah berhasil keluar dari bangunan, mereka bergabung dengan ratusan orang yang berkumpul di halaman rumah sakit, mencari tempat yang aman dari ancaman gempa berikutnya.

Manajer Penunjang Medis Rumah Sakit Unair, dr. Cahyo Wibisono, “mengungkapkan bahwa sebanyak 160 pasien dievakuasi dari gedung rumah sakit, termasuk pasien ICU dan anak-anak. Meskipun pasca-gempa, pasien-pasien yang dievakuasi tersebut akhirnya dapat kembali ke dalam ruang perawatan setelah pihak rumah sakit berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya”.

Rentetan gempa yang terjadi di Tuban, dengan magnitudo masing-masing 6,0, 5,2, dan 6,5, memberikan pengalaman traumatis bagi banyak orang. Namun, berkat koordinasi yang baik antara RS Unair dan pihak terkait, langkah-langkah penanganan pasca-gempa dapat dilakukan dengan cepat dan efisien, membantu meredakan ketakutan dan memastikan keselamatan pasien serta pengunjung rumah sakit.