Jakarta, TeropongJakarta.com – Di antara riuh algoritma dan derasnya arus konten singkat, nama Ica perlahan muncul sebagai salah satu kreator muda yang mencuri perhatian warganet. Perempuan yang aktif di Instagram dengan akun @icabeee_ itu tak pernah membayangkan bahwa unggahan sederhana tentang kesehariannya bisa berujung pada puluhan ribu penonton, interaksi yang deras, dan peluang baru yang datang tak henti-henti.
“Awalnya cuma iseng,” kata Ica, mengenang masa ketika ia pertama kali menekan tombol unggah. Ketika itu, ia hanya ingin mendokumentasikan rutinitas harian dari perjalanan ke kampus, obrolan ringan, hingga potongan momen pribadi yang dirangkai secara spontan. Tak ada skrip, tak ada konsep rumit, hanya kejujuran seorang mahasiswa yang membagi cuplikan hidupnya.

Namun keisengan itu justru menjadi kekuatannya. Konten yang apa adanya membuat banyak orang merasa dekat. Komentar-komentar mulai bermunculan, diikuti permintaan untuk membuat video serupa. Ica, yang semula tak menargetkan apa pun, mulai menyadari bahwa ia punya ruang untuk berkembang. “Ternyata orang suka sama konten aku,” ujarnya.
Dari titik itu, Ica mulai lebih serius menggarap kontennya tanpa kehilangan ciri khas: sederhana, ringan, dan relevan bagi anak muda. Ia mengolah rutinitas menjadi cerita, memadukan kehangatan dengan humor halus, serta menjaga ritme unggahan agar tetap konsisten. Dalam hitungan bulan, jumlah penonton meningkat, disusul grafik pengikut yang menanjak tajam.
Viral pertama Ica terjadi ketika ia mengunggah video keseharian yang menunjukkan dinamika hidupnya sebagai perempuan muda yang aktif berkuliah, bekerja, sekaligus tetap menyempatkan diri untuk menikmati waktu luang. Video itu menembus ribuan likes dalam semalam. Banyak warganet merasa “melihat diri sendiri” dalam kehidupannya: sibuk, lelah, tapi tetap berusaha menjaga kewarasan dengan menjalani hari-hari kecil yang penuh cerita.

Kesuksesan itu bukan tanpa tantangan. Ica mengaku sering merasa bingung menjaga konsistensi ide, apalagi ketika ekspektasi publik terus meningkat. Namun ia memilih bertahan dengan prinsip yang membuatnya dikenali sejak awal: menjadi diri sendiri. “Aku nggak mau kehilangan ciri khas cuma karena viral,” katanya.
Hari ini, Ica bukan lagi kreator iseng. Ia telah menjelma menjadi representasi generasi muda yang tumbuh bersama media sosial membuktikan bahwa kejujuran kadang lebih memikat daripada produksi besar-besaran. Dan bagi Ica, perjalanan ini baru dimulai. Ia ingin terus menciptakan cerita, satu video kecil yang mungkin kembali membuat orang tersenyum: seperti awal mula segalanya terjadi.
