
Jakarta, TeropongJakarta.com – Di sebuah sudut kecil di Jakarta Timur, seorang perempuan muda sibuk menaklukkan dua dunia yang berbeda. Siang hari, Firstanova duduk di balik meja sebagai pegawai bank swasta, menuntaskan setumpuk dokumen sebelum senja tiba. Namun, begitu malam datang, ia berubah menjadi motor penggerak ratusan talenta media sosial. Di balik layar laptop yang menyala hingga dini hari, ribuan ide kampanye lahir, menjembatani influencer dengan berbagai brand.
Pandemi Covid-19 pada 2020 menjadi titik balik yang tak terduga. Ketika banyak orang menahan napas takut kehilangan pekerjaan, Firstanova justru memetakan peluang. Ia menyadari dunia digital tak pernah tidur. Ada kebutuhan yang melonjak: promosi daring, kolaborasi dengan KOL, dan konten otentik yang bisa menjangkau audiens luas dalam waktu cepat.
“Aku harus cari cara buat survive,” katanya satu malam, saat hujan turun rintik di jendela kamarnya. Kala itu, kepalanya dipenuhi pertanyaan: bisakah keresahan ini diubah menjadi kesempatan yang nyata?

Awalnya, jalannya masih ragu. Ia menerima tawaran agensi untuk mencarikan figur media sosial dengan audiens loyal. Proyek demi proyek ia jalani dengan hati deg-degan. Honor pun mulai datang meski belum seberapa. Namun ada satu kegelisahan yang terus muncul: mengapa hanya menjadi perantara, padahal ia bisa membangun sistem yang lebih rapi dan profesional?
Pertanyaan itu akhirnya menjelma keputusan besar. Tepat pada 20 Mei 2021, ia mendirikan Siapamau Management. Visi pertamanya sederhana tapi dalam: membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki pengaruh, sekecil apa pun, untuk terhubung dengan brand yang membutuhkan sentuhan promosi yang segar dan manusiawi.
Langkah awalnya penuh ujian. Belum genap setahun berdiri, Siapamau sudah dipercaya menangani proyek besar yang melibatkan lebih dari 1.000 Key Opinion Leader dalam satu waktu. Sambil bekerja penuh waktu di kantor, ia harus memastikan deadline ketat semua kampanye terpenuhi tanpa cacat.

Pukul sembilan pagi hingga enam sore, ia menjadi pegawai bank. Setelah maghrib, ia berganti peran: mengecek materi konten, mencatat progres, membalas puluhan pesan klien, hingga membuat invoice. Tak jarang, semua baru rampung menjelang pukul tiga dini hari. “Kalau nggak disiplin, pasti berantakan,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Dalam perjalanannya, Siapamau mulai mencuri perhatian berbagai brand. “Terima kasih banyak atas kerjasamanya selama ini, nggak terasa sudah lebih dari setahun,” tulis salah satu klien dalam pesan panjang yang membuat Nova terharu. Mereka memuji konsistensi timnya yang menyelesaikan tugas tepat waktu dan dengan kualitas luar biasa.
Klien lain menuliskan testimoni yang hangat, “Intinya aku suka banget sama Siapamau karena adminnya ramah, dibantu dari proses listing sampai insight. Bener-bener super gercep!” Pesan seperti ini menjadi suntikan energi setiap kali rasa lelah melanda.

Baginya, cara meraih kepercayaan bukan dengan janji manis. Kinerja nyata menjadi bahasa utama. Deadline diselesaikan sebelum waktunya, komunikasi dijaga tetap hangat dan profesional, serta negosiasi dilakukan dengan transparan. “Brand suka kalau kita responsif, cermat, dan detail,” ujar Firstanova.
Visi jangka panjangnya tak main-main. Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, ia ingin membawa Siapamau menjadi Perseroan Terbatas dengan kantor sendiri dan tim internal yang solid. Ia berharap bisa menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan bagi generasi muda yang ingin bertumbuh di industri kreatif.
Dari kamar kecil di Jakarta Timur, Firstanova membuktikan bahwa mimpi besar tak selalu menunggu modal besar. Yang dibutuhkan hanya keberanian untuk mulai, disiplin untuk bertahan, dan hati yang tak pernah lelah belajar. Malam, yang bagi banyak orang waktu beristirahat, baginya justru menjadi ruang paling sunyi untuk merancang masa depan.