Jakarta, TeropongJakarta.com – Karina Nur Fadhilah, akrab disapa Lala atau Karina, merupakan seorang fisioterapis yang bekerja di sebuah klinik olahraga ternama,  Physiotherapy Sport Clinic and Orthopaedic Center di Primaya Bekasi Timur Sudah hampir dua tahun Karina mengabdikan dirinya di klinik tersebut, menghadapi berbagai tekanan dan tantangan yang datang dari pekerjaannya di rumah sakit. Meskipun begitu, Karina tetap menjalani pekerjaannya dengan semangat dan dedikasi tinggi, mengatasi berbagai kasus cedera yang variatif setiap harinya.

Sebagai seorang fisioterapis, Karina memahami betul pentingnya peran fisioterapi dalam pemulihan pasien. Fisioterapi tidak hanya fokus pada mengembalikan gerak dan fungsi yang terganggu, tetapi juga memberikan sentuhan dari hati agar pasien tetap semangat menjalani proses pemulihan. Karina selalu berusaha menjalin hubungan emosional yang baik dengan pasien, karena ia percaya bahwa dukungan moral sangat penting dalam perjalanan menuju kesembuhan.

Di tengah kesibukannya, Karina selalu menyempatkan diri untuk berolahraga. Meskipun hanya 30 menit sehari, ia memastikan untuk berolahraga setidaknya satu hingga dua kali dalam seminggu. “Bekerja di rumah sakit sangat padat, jadi sebisa mungkin saya harus olahraga karena bekerja pun membutuhkan stamina yang baik,” ujar Karina. Baginya, menjaga kebugaran tubuh sangat penting agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.

Karina bekerja sebagai tenaga medis di bidang sport physio, dimana 90% pasiennya adalah para pecinta olahraga, baik itu atlet profesional maupun sport enthusiast. Selama menjadi sport physio, Karina banyak belajar bahwa olahraga apapun memiliki risiko cedera. Namun, tidak berolahraga sama sekali bisa memperburuk kondisi tubuh dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Karina selalu mengajak orang-orang untuk rutin berolahraga, bukan hanya untuk manfaat jangka pendek, tetapi juga demi kesehatan di masa tua nanti.

Tantangan terbesar yang dihadapi Karina dalam pekerjaannya di rumah sakit adalah tuntutan untuk bekerja secara tepat dan cepat. Di samping itu, ia juga harus selalu mengutamakan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadinya. “Menjadi fisioterapis menuntut kita untuk tidak hanya profesional dalam pekerjaan, tetapi juga empati terhadap kondisi pasien,” jelas Karina.

Karina juga memberikan saran kepada pasiennya yang gemar berolahraga lari dan body weight training. Menurutnya, olahraga apapun harus disertai dengan penguatan otot. Dalam seminggu, latihan sebaiknya seimbang antara kardio, endurance, dan strength training. “Olahraga yang seimbang akan membantu tubuh kita lebih kuat dan terhindar dari cedera,” tambahnya.

Bagi pasien yang mengalami cedera namun tetap ingin berolahraga, Karina selalu mengajarkan bahwa cedera bukan berarti harus diam saja. “Otot-otot di sekitar bagian yang cedera tetap harus dilatih dengan beban yang rendah,” jelas Karina. Dengan demikian, pemulihan bisa berjalan lebih efektif tanpa mengorbankan kekuatan otot.

Karina juga menekankan pentingnya pemahaman yang baik terhadap kondisi tubuh. Ia selalu memberikan edukasi kepada pasien tentang cara berolahraga yang aman dan efektif. “Pencegahan cedera adalah kunci utama agar kita bisa terus aktif bergerak tanpa hambatan,” ungkapnya.

Dengan segala dedikasi dan pengetahuan yang dimiliki, Karina Nur Fadhilah telah menjadi salah satu fisioterapis yang diandalkan di Physiotherapy Sport Clinic and Orthopaedic Center. Ia terus berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi setiap pasiennya, membantu mereka pulih dan kembali beraktivitas dengan optimal. Semangat dan komitmen Karina dalam pekerjaannya tidak hanya menginspirasi para pasien, tetapi juga rekan-rekan sesama tenaga medis di rumah sakit.