
Malang, TeropongJakarta.com – Di tengah tren media sosial yang sering diwarnai persaingan angka dan popularitas, Elisabeth Chintia Dewi memilih jalannya sendiri. Perempuan yang akrab disapa Chintia ini konsisten mengadakan giveaway untuk para pengikutnya di Instagram. Bukan sekadar strategi meningkatkan engagement, baginya, berbagi adalah cara menjaga kesehatan mental dan fisik.
“Kalau kita sering berbagi, dampaknya bisa terasa ke mental dan fisik. Dari sisi mental, doa dari orang yang enggak kita kenal itu bisa bikin stres berkurang dan hati lebih bahagia,” kata Chintia saat ditemui di Malang. Ia mengaku, perasaan positif itu datang tidak hanya dari dirinya, tapi juga dari pemenang giveaway.
Menurutnya, rasa bahagia pemenang yang berhasil terpilih di antara ratusan peserta memiliki efek menular. Banyak yang mengirim pesan terima kasih, menceritakan manfaat hadiah yang mereka dapatkan mulai dari membeli jajan, membayar token listrik, hingga memenuhi kebutuhan mendesak. “Kadang mereka bercanda marah-marah karena belum pernah menang, tapi ujungnya tetap hangat,” ujarnya sambil tertawa.
Bagi Chintia, giveaway juga menjadi jembatan kedekatan dengan para pengikutnya. Selain menaikkan interaksi akun, ia bisa lebih mengenal karakter dan cerita hidup followers. “Ada yang curhat soal kehidupan, ada yang berbagi kabar bahagia. Semuanya membuat aku merasa lebih dekat,” kata perempuan yang mengaku tak pernah merasa kekurangan meski rutin berbagi.

Ia menilai, berbagi melalui giveaway mirip seperti mentraktir teman ramai-ramai. “Enggak rugi, karena memang sudah diniatin dari awal. Aku sayang banget sama followers karena support mereka itu enggak ternilai,” ujarnya.
Chintia bahkan menyebut kegiatan ini memiliki efek ‘healing’. Melihat orang lain bahagia membuat hatinya lebih ringan, pikirannya lebih tenang, dan tubuhnya lebih bersemangat. “Secara fisik jadi lebih semangat beraktivitas, enggak gampang stres,” tambahnya.
Salah satu kisah yang membekas di ingatan Chintia datang dari seorang mahasiswa yang tengah kesulitan ekonomi. Dalam pesan pribadinya, mahasiswa itu bercerita bahwa uang bulanan dari orang tuanya sempat habis untuk membeli diamond gim daring. Akibatnya, ia harus bertahan tiga minggu hanya dengan mi instan dan sarden.
“Enggak lama kemudian, dia menang giveaway. Dia cerita kalau saya seperti malaikat datang di waktu yang pas. Dia bisa beli makan yang layak lagi. Aku sampai terharu,” kata Chintia. Sejak itu, banyak cerita pemenang lain yang membuatnya yakin bahwa langkahnya membawa manfaat.

Hal kecil, katanya, ternyata bisa berdampak besar bagi orang lain. “Gak tahu ini musibah atau hoki, tapi ternyata benar-benar berarti untuk mereka,” ujarnya sambil tertawa.
Dari sisi interaksi media sosial, efeknya juga terasa. Followers menjadi lebih aktif, tidak hanya untuk berpartisipasi dalam giveaway, tetapi juga untuk membangun komunikasi personal. Hubungan yang terjalin bukan semata soal angka pengikut, melainkan kepedulian yang saling menguatkan.
“Akun jadi ramai, tapi aku enggak melihatnya sekadar trafik. Prinsipnya simpel, rejeki itu kayak Wi-Fi tetangga. Asal sering berbagi, sinyalnya pasti kenceng,” ucap Chintia.
Ia menutup pembicaraan dengan keyakinan yang menjadi pegangan hidupnya: berbagi bukan berarti mengurangi. “Justru bikin hidup jadi penuh,” katanya.