
Surabaya, TeropongJakarta.com – Di balik layar ponsel dan gemerlap feed media sosial, Felicia Jocelyne, gadis asal Surabaya, menata hidupnya dengan presisi ala seorang pengusaha muda. Semuanya berawal dari pandemi COVID-19, saat banyak orang merasa terjebak di rumah, Feli justru melihat kesempatan untuk produktif. “Awalnya cuma pengin bikin hal-hal seru di rumah, biar ga cuma nonton TV,” ujarnya sambil tersenyum.
Feli mulai bereksperimen dengan TikTok, mengunggah video dance, masak-masakan, hingga kegiatan sehari-hari yang sederhana. Tidak disangka, beberapa video FYP, dan followers di Instagram mulai bertambah. Ketika beberapa brand menghubunginya untuk endorse, Feli awalnya memberikan gratis, tetapi perlahan ia menyadari nilai dirinya sendiri. “Awalnya sih cuma iseng, tapi ternyata bisa jadi pekerjaan serius,” kata Feli.
Tak hanya di dunia digital, jiwa wirausaha Feli pun muncul. Ia memulai bisnis pre-order baju Korea, karena memang gaya fesyennya mengarah ke sana. Semua dilakukan dengan satu tujuan: ingin mandiri dan membuat orang tua bangga. “Kalau bisa mulai dari muda, kenapa tidak?” ujarnya. Inspirasi terbesar Feli adalah orang tuanya. Meski sang mama sakit, Feli selalu ingin melihatnya bahagia lewat kerja kerasnya.

Menjadi influencer sekaligus mahasiswa tidaklah mudah. Jadwal kuliah, bisnis, dan pekerjaan di media sosial sering bercampur. Feli mengandalkan manajemen waktu yang ketat. “Kalau habis kelas, langsung ke visit bisnis, lalu bikin konten. Semua harus teratur biar lancar,” jelasnya. Disiplin waktu menjadi kunci agar setiap hal bisa dijalankan tanpa mengorbankan kualitas.
Namun, kesibukan yang padat tak membuat Feli melupakan keseimbangan hidup. Ia tetap menekankan pentingnya istirahat dan menjaga semangat. “Naik turun semangat pasti ada, tapi tetap fokus. Hidup terus berjalan, kita harus semangat,” ujar Feli. Ia percaya bahwa keseimbangan antara kerja dan istirahat adalah rahasia produktivitasnya.
Feli menekankan bahwa setiap aktivitas memiliki makna. Pendidikan menjadi pondasi penting, sementara bisnis dan media sosial adalah sarana mengasah tanggung jawab dan kreativitas. “Apa yang kita pelajari di kuliah pasti berguna, walau tidak semuanya. Pendidikan itu pondasi untuk masa depan,” tuturnya. Sosial media, bagi Feli, lebih pada hiburan yang bisa menginspirasi followers-nya.

Menurut Feli, pandemi adalah momentum untuk pengembangan diri. Dari memasak, menggambar, bermain musik, hingga membuat konten dance dan vlog, semua menjadi ajang eksplorasi. “Di situ aku belajar kalau niat itu penting, pasti ada jalannya,” katanya. Media sosial memberi Feli ruang untuk mengekspresikan diri sekaligus memberi dampak positif bagi orang lain.
Tantangan terbesar Feli kini adalah jadwal yang padat dan tugas yang menumpuk. Kadang, perubahan mendadak dalam agenda membuat waktu terasa sempit. Namun, ia menghadapinya dengan fleksibilitas dan perencanaan. “Kalau ada yang molor, aku tetap menyesuaikan. Yang penting tetap bisa menyelesaikan semua,” ujarnya.
Feli kecil tumbuh dengan contoh orang tua yang selalu bekerja keras. Hal itu membentuk mental produktifnya. Orang tua Feli mendukung sepenuhnya setiap langkahnya, tanpa terlalu ikut campur dalam usaha yang dijalankan. “Mereka percaya aku bisa handle semuanya. Itu motivasi banget,” ungkapnya. Dukungan ini menjadi fondasi kuat dalam perjalanan karier Feli.

Meski mama Feli kini telah dipanggil Tuhan, kenangan dan nasihatnya tetap melekat. Mama selalu ingin Feli bahagia dan sukses. “Mama selalu bilang aku bisa jadi model, tapi ternyata aku lebih suka jadi content creator. Mama bangga, walau belum sempat hadir di event-eventku,” cerita Feli sambil menahan haru. Keberhasilan Feli juga tak lepas dari asisten yang membantunya di balik layar.
Pesan Feli untuk generasi muda sederhana namun kuat: tetap semangat dan berusaha keras. “Apa pun tujuan kita pasti bisa tercapai asal niat dan usaha tekun. Tidak ada yang mustahil selama kita berdoa dan bekerja,” ujarnya. Ia percaya, usia muda adalah waktu terbaik untuk mengeksplorasi potensi dan menanamkan kebiasaan positif.
Kini, Felicia Jocelyne menjadi sosok inspiratif bagi banyak anak muda. Dari kamar kos di Surabaya, ia meracik waktu, semangat, dan kreativitas untuk mencapai mimpi. Setiap langkahnya mengingatkan bahwa kerja keras, manajemen waktu, dan doa bisa membuka jalan untuk mengubah hidup dan membahagiakan keluarga.