
Banda Aceh, TeropongJakarta.com – Terlahir sebagai anak pertama dalam keluarga, Nurshafitri telah menunjukkan ketangguhannya sejak kecil. Didikan keras dari sang ayah membentuknya menjadi perempuan yang mandiri, disiplin, dan tahan banting. Baginya, menjadi perempuan bukan berarti lemah, tetapi harus memiliki keberanian dan kemampuan untuk menghadapi hidup layaknya seorang pejuang.
“Dari kecil, ayah saya mendidik saya dengan keras agar saya tumbuh menjadi perempuan yang kuat. Saya diajarkan untuk mandiri, tegas, dan berprinsip. Saya ingin membuktikan bahwa anak perempuan pertama bisa sukses tanpa bergantung pada siapa pun,” ujar Nurshafitri dalam sebuah wawancara.
Sejak kecil, ia telah terbiasa hidup mandiri. Tak hanya sekadar menjalani kehidupan sehari-hari, ia juga ingin menjadi perempuan yang serba bisa. “Saya percaya bahwa perempuan itu harus multitalenta. Kita harus bisa menjadi sosok yang kuat, berkarakter, dan berwibawa,” lanjutnya.
Nurshafitri memulai pendidikannya dengan mondok selama tiga tahun di Pesantren Alfauzul Kabir, Kota Jantho. Kehidupan jauh dari keluarga semakin mengasah kemandiriannya. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Banda Aceh (MAN 2). Keputusannya untuk keluar dari lingkungan pesantren adalah bagian dari rasa penasarannya terhadap dunia luar.

“Saya ingin mencoba sesuatu yang baru. Saya ingin mendapatkan lebih banyak pengalaman dan melihat dunia luar seperti apa,” katanya.
Tak berhenti di situ, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Muhammadiyah Aceh. Namun, tekadnya untuk tidak membebani orang tua membuatnya mencari pekerjaan sampingan. Dengan semangat yang membara, ia berusaha menemukan cara untuk mandiri secara finansial.
“Saya tidak mau menyusahkan orang tua. Saya mulai berpikir bagaimana cara menghasilkan uang, bagaimana cara menjadi sukses, dan bagaimana cara membuktikan bahwa saya bisa lebih baik dari mereka yang pernah meremehkan saya,” tegasnya.
Selain berkuliah, Nurshafitri aktif di berbagai bidang. Ia terjun ke dunia modeling, menjadi pengajar di rumah hingga di masjid, serta membuka les privat. Kecintaannya pada dunia pendidikan membawanya menjadi seorang guru di MIN 11 Aceh Besar. Selama tiga tahun, ia menjalani profesi sebagai guru honorer dengan penuh dedikasi meskipun gajinya tak seberapa.

“Tidak semua orang mampu menjadi pengajar. Saya ingin mencerdaskan anak bangsa, ingin memberikan ilmu yang bermanfaat, karena saya yakin ilmu itu harus diamalkan,” ujarnya dengan penuh semangat.
Namun, perjuangannya tidak berhenti di situ. Ia mencoba tes CPNS dan PPPK sebanyak dua kali, tetapi mengalami kegagalan. Meski begitu, ia tidak menyerah.
“Ketika saya gagal, saya tidak duduk dan mengasihani diri sendiri. Saya bangkit dan mencoba lagi. Saya percaya bahwa saya bisa. Saya harus berhasil, bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk membanggakan orang tua saya,” tambahnya.
Akhirnya, dengan kegigihan dan kerja keras, Nurshafitri berhasil menjadi guru ASN. Kini, ia memiliki penghasilan tetap dan tetap berkontribusi dalam dunia pendidikan.

Selain menjadi pendidik, Nurshafitri juga aktif dalam berbagai kegiatan. Ia menekuni olahraga seperti golf, gym, bulu tangkis, dan tenis. Bahkan, ia dilatih dalam olahraga menembak hingga akhirnya menjadi seorang coach.
“Bahagia itu ketika hobi bisa menghasilkan. Saya selalu mencari cara agar bisa berkembang dan terus aktif,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga merambah dunia event organizing (EO) dan menjadi MC dalam berbagai acara besar. Berkat keberaniannya tampil di depan publik, ia semakin percaya diri dalam berbicara dan mengekspresikan ide-idenya.
Perjalanan hidup Nurshafitri bukan tanpa rintangan. Ia sering menghadapi ejekan, bullying, hingga direndahkan oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, hal itu justru menjadi bahan bakar untuk membuktikan bahwa dirinya bisa sukses.

“Banyak yang meremehkan saya, bahkan berusaha menjatuhkan mental saya. Tapi saya memilih untuk tidak peduli. Saya jadikan itu sebagai motivasi untuk terus maju dan membuktikan bahwa saya bisa sukses di berbagai bidang,” katanya tegas.
Kini, ia menjadi inspirasi bagi banyak perempuan. Pesannya jelas: jangan pernah menyerah, teruslah berjuang, dan jangan biarkan omongan orang lain menghalangi mimpi kita.
“Jangan pernah menyerah pada impianmu! Setiap usaha dan kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan. Kamu memiliki potensi luar biasa, dan tidak ada yang bisa menghentikanmu,” pungkasnya.

Nurshafitri selalu berpegang teguh pada prinsip hidupnya:
✅ “Main secukupnya, produktif sebisanya, dan bermanfaat sebanyak-banyaknya.”
✅ “Jadilah orang yang bermanfaat. Jika tidak bisa, jadilah orang yang menyenangkan. Jika tidak bisa juga, minimal jadilah orang yang tidak merugikan.”
Dengan semangat dan kerja kerasnya, Nurshafitri telah membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi apa pun yang mereka inginkan. Ia adalah bukti nyata bahwa kegigihan, keberanian, dan keyakinan bisa membawa seseorang menuju kesuksesan.