
Jakarta, TeropongJakarta.com – Deka Aryanti tak pernah menyangka langkah kakinya dari Palembang ke Jakarta akan membawanya pada panggung final Miss Hijab DKI Jakarta 2025. Aryanti yang kini menetap di Kelapa Gading, Jakarta Utara ini, awalnya hanya iseng ikut ajang pencarian duta hijab itu demi memperluas pergaulan di kota metropolitan.
“Aku baru saja pindah ke Jakarta dan belum punya banyak teman,” tutur Deka saat ditemui di sela-sela kegiatan advokasinya, awal Agustus ini. “Awalnya cuma pengin cari teman dan kegiatan positif. Nggak nyangka justru sampai ke titik ini.”
Titik itu adalah ketika namanya diumumkan sebagai penerima gelar Best Advokasi dalam ajang Miss Hijab DKI Jakarta 2025. Sejak lolos sebagai finalis, niat Deka pun berubah. Ia tak lagi sekadar mencari relasi, tapi ingin membawa perubahan.
“Saya ubah niatnya jadi ‘saya harus menang’, tapi tentu dengan cara yang bermakna. Saya terus jalankan advokasi yang saya yakini penting: kebersihan dan pelestarian tempat wisata,” ujarnya mantap.

Perjalanan Deka dalam advokasi lingkungan dimulai dari pengalaman pribadi. Ia kerap mengunjungi destinasi wisata di berbagai provinsi, dan di sanalah ia melihat persoalan klasik yang tak kunjung usai: sampah berserakan, wisatawan tak peduli, dan pengelolaan yang minim kesadaran lingkungan.
Dari situlah lahir Wisata Kita Bersih, gerakan kecil yang kini mulai membesar. “Saya percaya, menjaga kebersihan wisata itu bukan cuma soal kenyamanan pengunjung, tapi soal menghormati alam dan warisan budaya kita,” ujar Deka, yang kini aktif menginisiasi aksi bersih-bersih bersama komunitasnya.
Program ini telah berjalan dalam beberapa aksi nyata, mulai dari kerja sama dengan instansi di Jakarta Utara untuk membersihkan taman di kawasan Sunter, hingga tiga kali aksi bersih di ikon wisata Jakarta: Monas, Taman GBK, dan Kota Tua.
“Yang paling saya syukuri, bukan cuma taman yang bersih. Tapi makin banyak yang sadar dan mulai bertanya, ‘kapan aksi selanjutnya?’,” kata Deka, dengan mata berbinar.

Deka tak ingin kegiatannya berhenti sebagai seremoni sesaat. Ia merancang advokasinya menjadi gerakan bulanan. Targetnya sederhana tapi konkret: sekali dalam sebulan, satu lokasi wisata dibersihkan bersama masyarakat.
Baginya, gelar Best Advokasi bukanlah akhir. Justru titik awal untuk menyuarakan nilai-nilai penting: kesetaraan dalam ruang publik, keadilan dalam akses wisata, dan toleransi dalam merawat kebhinekaan budaya lewat kebersihan lingkungan.
“Saya ingin Wisata Kita Bersih punya visi jangka panjang. Bukan cuma viral sesaat, tapi menjadi kebiasaan yang melekat,” ujarnya. Ia juga berharap ada dukungan dari pemerintah daerah dan kementerian, agar gerakannya bisa menjangkau lebih banyak tempat wisata di seluruh Indonesia.
Di tengah hiruk pikuk ibukota, Deka Aryanti menjadi contoh bahwa keindahan hijab tak hanya terletak pada tampilan luar, tetapi juga pada kepedulian, aksi nyata, dan keberanian untuk membawa perubahan.