Kalimantan, TeropongJakarta.com – Cantika Maulidiya, seorang mahasiswi asal Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kini tengah menempuh pendidikan S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Islam Nusantara Bandung. Terpilih sebagai Duta Universitas Islam Nusantara 2023, Cantika juga mencatat prestasi gemilang dengan menyandang gelar Putri Hijab Berbakat Kalimantan Tengah 2024 dan Duta Muslimah Hijab Indonesia 2024. Melalui prestasinya, ia ingin memberikan inspirasi bagi perempuan berhijab di Indonesia.

Menjadi Putri Hijab berbakat bukanlah sekadar gelar bagi Cantika. Baginya, posisi ini merupakan tanggung jawab untuk menginspirasi banyak orang dan memberikan representasi positif bagi perempuan berhijab, khususnya di bidang seni tari. “Awalnya, saya termotivasi untuk menunjukkan bahwa hijab bukanlah penghalang untuk berkarya, melainkan menjadi kekuatan yang memotivasi saya untuk terus berinovasi dan berkembang,” ungkapnya.

Pengalaman menjadi Putri Hijab berbakat telah memberikan dampak signifikan pada perjalanan karier Cantika. Ia belajar tentang kepemimpinan, tanggung jawab, dan pentingnya menjadi role model, terutama bagi generasi muda. “Setiap langkah dalam kompetisi ini mengajarkan saya cara mengelola kepercayaan diri dan menjalin hubungan positif dengan berbagai komunitas,” tambahnya.

Sebagai seorang wanita berhijab, Cantika mengakui bahwa ia menghadapi berbagai tantangan dalam mengekspresikan bakatnya, terutama di bidang seni. “Stereotip dan ekspektasi yang dimiliki orang lain sering kali menjadi tantangan utama. Namun, saya ingin membuktikan bahwa hijab tidak membatasi ekspresi saya, melainkan memperkaya karya seni yang saya tampilkan,” jelasnya.

Hijab merupakan bagian penting dari identitas Cantika sebagai penari. Ia percaya bahwa hijab bukan hanya simbol agama, tetapi juga elemen yang memperkuat estetikanya dalam setiap penampilan. “Saya ingin menyampaikan bahwa seni tari adalah bentuk ekspresi yang universal, dapat diakses oleh semua orang tanpa memandang latar belakang atau cara berpakaian,” katanya.

Cantika mengenang momen berkesan saat pertama kali tampil di acara seni budaya besar. “Saya tampil dengan hijab sebagai bagian dari kostum tari dan mendapatkan respons positif dari penonton. Itu adalah momen yang membuat saya bangga dan percaya diri,” ujarnya. Keberhasilan tersebut semakin mendorongnya untuk memperjuangkan posisi perempuan berhijab dalam dunia seni.

Dukungan dari komunitas dan lingkungan sekitar sangat berperan dalam perjalanan karier Cantika. Ia menyebutkan peran penting keluarga, terutama ibunya yang selalu memberikan dukungan dan semangat. “Mamah selalu bilang bahwa seni adalah jalan yang bisa saya tempuh, dan saya harus bangga dengan identitas yang saya bawa dalam setiap penampilan,” ujarnya.

Komunitas seni, terutama UKM Bias Nusantara di Universitas Islam Nusantara, juga memberikan dukungan positif kepada Cantika. Ia merasa diterima dan dihargai sebagai bagian dari keberagaman dunia tari. “Mereka menghargai perspektif unik yang saya bawa sebagai penari berhijab,” katanya.

Bagi Cantika, hijab bukanlah penghalang, tetapi sebuah kekuatan. Ia mendorong perempuan lain yang merasa ragu untuk menampilkan bakat mereka. “Hijab tidak pernah menjadi penghalang; ia justru bisa menjadi kekuatan dan identitas yang unik. Bakat adalah bagian dari diri yang berharga, dan kamu berhak untuk mengekspresikannya,” tegasnya.

Cantika berharap semakin banyak perempuan berhijab yang merasa nyaman dan diterima dalam dunia seni. “Saya ingin melihat lebih banyak ruang inklusif yang memungkinkan perempuan berhijab mengekspresikan bakatnya tanpa harus berkompromi dengan identitas atau keyakinan mereka,” tutupnya dengan penuh harapan.

Melalui perjalanan dan prestasinya, Cantika Maulidiya tidak hanya menginspirasi perempuan berhijab, tetapi juga menunjukkan bahwa keindahan seni dapat dihadirkan dalam berbagai bentuk dan identitas. Dengan tekad dan semangat, ia akan terus berkontribusi dalam dunia seni dan membuktikan bahwa hijab adalah kekuatan yang memperkaya karya.