
Jakarta, TeropongJakarta.com – Di tengah menjamurnya klinik kecantikan yang menawarkan hasil cepat dan instan, dr. Lusyana Siregar memilih jalur berbeda. Dokter yang akrab disapa dr. Lusya ini percaya bahwa kecantikan bukan hanya urusan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan rasa percaya diri.
“Saya percaya kecantikan sejati berasal dari dalam dari tubuh yang sehat, pikiran yang seimbang, dan perawatan yang tepat,” ujarnya saat ditemui di klinik Stars’4 yang ia dirikan. Filosofi itu menjadi dasar dari setiap keputusan medis yang ia ambil.
Dr. Lusya memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni. Ia mengantongi gelar M.Biomed (AAM), M.M, M.H.Kes, serta sejumlah sertifikasi internasional seperti CHCP-A, Dipl.CIBTAC, Dipl.AAAM, dan Dipl.IBSTAA. Kombinasi ini membuatnya mampu memadukan ilmu biomedis dengan manajemen layanan kesehatan secara profesional.
Visinya sederhana namun ambisius: menjadikan klinik kecantikan sebagai sarana perawatan holistik. “Saya melihat banyak kasus di mana prosedur estetika dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek medis. Itu berbahaya. Saya ingin menghadirkan solusi yang menyatukan keduanya perawatan estetika yang aman, sehat, dan meningkatkan kualitas hidup,” kata dr. Lusya.

Clinic Stars’4 menjadi wujud nyata visi tersebut. Klinik ini tidak hanya menawarkan perawatan wajah atau tubuh, tetapi juga konsultasi kesehatan dan pola hidup. Pendekatannya berbasis evidence-based medicine sehingga setiap tindakan melalui evaluasi ilmiah dan memenuhi standar medis yang ketat.
Sebelum pasien menjalani tindakan, dr. Lusya dan tim selalu melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tujuannya memastikan prosedur sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan pasien. Pendekatan personal ini membuat setiap orang merasa diperhatikan, bukan sekadar pelanggan.
Namun, misi ini tidak selalu mudah. Tantangan terbesar adalah melawan tren instan yang marak di media sosial. “Banyak orang tergoda dengan hasil cepat tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang. Media sosial juga sering memunculkan standar kecantikan yang tidak realistis,” tuturnya.
Edukasi menjadi kunci. Dr. Lusya aktif mengajak pasien untuk memahami pentingnya gaya hidup sehat, nutrisi yang tepat, dan perawatan kulit berkelanjutan. “Butuh waktu dan konsistensi untuk mengubah mindset. Tapi kami percaya perubahan itu mungkin dengan pendekatan yang personal dan edukatif,” ujarnya.

Teknologi juga memainkan peran penting dalam kliniknya. Stars’4 menggunakan analisis kulit berbasis AI, alat terapi laser, ultrasound, hingga rekam medis digital untuk memantau perkembangan pasien. Dengan ini, hasil perawatan lebih akurat dan terukur.
Bagi dr. Lusya, setiap pasien bukan sekadar kasus, tetapi individu dengan cerita unik. Itulah sebabnya ia membangun hubungan jangka panjang dengan para pasiennya, membantu mereka menemukan versi terbaik dari diri mereka.
Kiprah dr. Lusya telah menjadikannya panutan di bidang layanan kecantikan. Ia mematahkan stigma bahwa klinik kecantikan hanya tempat “memoles wajah”. Di tangannya, estetika menjadi sarana merawat kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup.
Ia juga mendorong masyarakat untuk mencintai diri sendiri. “Jangan tergoda oleh hasil instan. Rawat diri karena Anda mencintai tubuh Anda, bukan karena tekanan standar kecantikan luar,” pesannya.

Pandangan itu sejalan dengan tren global yang semakin menekankan keseimbangan antara kesehatan fisik, mental, dan estetika. Klinik seperti Stars’4 menjadi jawaban atas kebutuhan layanan yang aman, berbasis bukti ilmiah, dan berorientasi jangka panjang.
Dengan dedikasi dan pendekatan holistiknya, dr. Lusya terus menginspirasi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa kecantikan sejati lahir dari hati yang tulus, tubuh yang sehat, dan pikiran yang seimbang.
Bagi dr. Lusya, dunia kecantikan bukan sekadar bisnis. Ini adalah panggilan hati untuk membantu orang lain menemukan kebahagiaan dan percaya diri. “Kecantikan bukan hanya tentang terlihat baik, tapi juga merasa sehat, kuat, dan bahagia,” ujarnya menutup pembicaraan.