
Malang, TeropongJakarta.com – Di sudut kota Malang yang berhawa sejuk, Rohmah Candra Nirmala menanamkan satu filosofi hidup yang terdengar sederhana, namun kuat maknanya: jangan pernah merasa puas, tapi selalu bersyukur. “Rasa puas itu musuh tersembunyi,” ujarnya suatu sore, ketika ditemui di sela aktivitasnya sebagai wanita karir yang sedang menapaki tangga-tangga pengembangan diri.
Rohmah bukan sekadar perempuan yang berdiri tegak di antara padatnya persaingan. Ia menjadikan rasa syukur sebagai bahan bakar dalam setiap proses yang dilaluinya. “Ketika kita bersyukur, kita sadar, bahwa hal-hal kecil itu justru yang membuat hidup lebih berarti,” katanya. Bagi Rohmah, syukur bukan tentang menerima nasib, tapi menghargai perjuangan sekecil apapun hasilnya.
Ia meyakini, menciptakan rasa syukur sangat mudah ketika seseorang berani “melihat ke bawah.” Bukan untuk meremehkan, melainkan menyadari bahwa masih banyak yang berjuang lebih keras. “Dari sana, kita bisa lebih sadar, lebih rendah hati, dan tetap jalan,” tuturnya.

Namun di saat yang sama, ia menegaskan pentingnya melihat ke “atas.” Menyadari bahwa ilmu itu tak terbatas, dunia ini terus berubah. “Di atas langit masih ada langit. Jadi, perempuan harus tetap haus akan skill dan knowledge. Tapi tetap dengan hati yang bersyukur.”
Bagi Rohmah, menjadi perempuan bukan alasan untuk menutup mata dan telinga terhadap dunia yang kian menantang. Ia menyebut, “perempuan harus gila.” Gila dalam konteks positif gila upgrade skill, gila cari ilmu, gila membangun karier dan nilai diri. “Kalau kita mau masa depan yang hebat, ya harus berdiri di kaki sendiri.”
Ia menolak anggapan bahwa gender adalah penghalang. Menurutnya, perempuan punya hak yang sama untuk didengar, dihargai, dan diberi ruang berkembang. “Jangan biarkan stereotip mengkerdilkan impian kita,” tegasnya.

Salah satu kutipan yang selalu ia pegang: “Orang yang tidak cukup berani mengambil risiko, tidak akan mencapai apapun dalam hidupnya.” Karena itu, bagi Rohmah, keluar dari zona nyaman adalah langkah awal membangun kekuatan.
Ia mengingatkan bahwa masa muda hanya datang sekali. Maka, sebaiknya digunakan untuk membangun fondasi yang kokoh: ilmu, pengalaman, dan jejaring. “Selalu pastikan kamu ada di lingkungan yang ambisius. Karena energi orang di sekitar kita sangat berpengaruh.”
Rohmah juga tak ragu menyebut bahwa perempuan seharusnya bukan sekadar pengikut, tapi penggerak. Ia menantang perempuan lain untuk punya visi besar dan berani bertindak. “Kita harus punya mimpi, tapi juga langkah konkret untuk mewujudkannya.”

Dengan filosofi “bersyukur tapi tidak pernah puas,” Rohmah Candra Nirmala membuktikan bahwa perempuan Indonesia mampu jadi pilar peradaban dengan keberanian, kemandirian, dan tekad untuk terus tumbuh. Di matanya, hidup adalah perjuangan panjang yang layak dinikmati dengan semangat belajar yang tak pernah padam.
Dan dari kota Malang, suara perempuan muda ini menggema: syukurilah, tapi teruslah melangkah. Sebab dunia tak akan berhenti berputar untuk mereka yang memilih diam.