Semarang, TeropongJakarta.com – Di tengah dinamika hidup modern, wanita sering dihadapkan pada tuntutan yang kompleks: menjadi mandiri, berprestasi, dan tetap memegang peran sebagai istri serta ibu. Nilla Purri, seorang perempuan dari Semarang, menemukan kunci hidupnya dalam keseimbangan hati dan pikiran.
“Mandiri bukan berarti berjalan sendiri,” ungkap Nilla dengan lembut, matanya menatap jauh. “Mandiri berarti mampu menunaikan peran di dalam dan di luar rumah dengan bijaksana, sambil tetap menjaga diri sendiri.” Kata-kata itu lahir dari pengalaman dan perjalanan panjangnya, menapaki hari-hari yang penuh tantangan, lelah, sekaligus pembelajaran.
Bagi Nilla, mencintai diri sendiri adalah fondasi dari semua peran yang dijalaninya. Ia belajar bahwa seorang wanita tidak harus selalu sempurna, dan memberi ruang untuk jujur pada diri sendiri adalah bentuk keberanian terbesar. “Belajarlah mencintai dirimu terlebih dahulu. Rawat hatimu, hargai lelahmu, dan banggakan setiap prosesmu. Karena ketika kita mencintai diri dengan sehat, kita bisa mencintai orang lain tanpa kehilangan diri sendiri,” katanya, suaranya bergetar lembut saat menyampaikan pesan itu.

Mengakui lelah, menetapkan batas, dan menerima bahwa meminta bantuan bukanlah kelemahan menjadi prinsip hidupnya. Dengan begitu, Nilla merasa hadir sepenuhnya tidak hanya di ruang publik, tetapi juga di rumah, dalam perannya sebagai istri dan ibu. Setiap senyum yang ia bagi, setiap pelukan yang ia berikan, lahir dari hati yang seimbang dan jiwa yang kuat.
“Menjaga keseimbangan emosional dan mental berarti berani berkata cukup, tahu kapan harus berhenti, dan memberi diri sendiri izin untuk istirahat. Tidak ada yang salah dengan itu,” ujarnya. Kata-kata itu menggambarkan kedalaman pemahaman seorang wanita yang menghargai proses, bukan hanya hasil.

Perjalanan Nilla adalah pengingat bahwa kemandirian dan kasih sayang bukan dua hal yang bertolak belakang. Dengan hati yang kuat, pikiran yang jernih, dan cinta yang tulus, seorang wanita bisa menapaki setiap peran dengan tenang dan penuh makna. Ia menegaskan, seorang wanita berharga bukan karena seberapa banyak yang diberikan, tetapi karena siapa dirinya apa adanya.
Di dunia yang serba cepat ini, kisah Nila Purri menjadi inspirasi bagi banyak perempuan: bahwa mandiri tidak harus mengorbankan kasih, dan mencintai diri sendiri adalah awal dari kehidupan yang penuh cinta dan keseimbangan.
