
Mamasa, TeropongJakarta.com – Di tengah kehidupan yang semakin sibuk dan penuh tekanan, lari telah menjadi salah satu cara efektif untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Bagi Nikita Paotonan, warga Mamasa, olahraga ini bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi juga pilihan hidup sehat yang mulai mengubah cara pandang banyak orang di kota kecil ini.
Awalnya, Nikita tertarik dengan lari karena alasan yang sederhana: ingin hidup lebih sehat. “Lari adalah olahraga yang murah dan mudah dilakukan. Tidak perlu peralatan mahal selain sepatu yang nyaman, dan bisa dilakukan di mana saja,” ujarnya. Ternyata, seiring berjalannya waktu, lari tidak hanya sekadar sarana untuk menjaga kebugaran, tetapi juga memberi dampak positif pada keseharian Nikita, mulai dari mengurangi stres hingga meningkatkan kualitas tidur.
Cuaca dingin Mamasa, yang rata-rata berkisar antara 14 hingga 16 derajat Celsius saat pagi hari, menjadi tantangan tersendiri. Namun, bagi Nikita, cuaca ini justru menjadi keistimewaan tersendiri. “Berlari di Mamasa, terutama di pagi hari, memberi sensasi kesejukan yang menyegarkan. Tidak seperti kota besar yang penuh polusi, udara di sini sangat bersih dan segar,” ungkapnya.
Setiap kilometer yang ditempuh, Nikita merasa semakin nyaman dengan rutinitas berlarinya. Bukan hanya tubuh yang semakin bugar, tetapi juga pikiran yang terasa lebih ringan. “Berlari membantu melepaskan ketegangan, dan saya merasa lebih siap menghadapi tantangan harian,” tambahnya.
Fenomena ini juga mulai menginspirasi banyak orang di Mamasa. Setiap kali Nikita membagikan aktivitas larinya melalui aplikasi Strava, ia tidak hanya mencatat jarak dan waktu tempuh, tetapi juga membagikan motivasi yang mendorong orang lain untuk ikut berolahraga. “Banyak teman-teman saya yang mulai rajin berlari setelah melihat saya. Mereka bahkan sering mengajak saya untuk berlari bersama,” katanya.

Tidak hanya itu, dengan konsistensi yang dibangun, Nikita merasa ada perubahan signifikan pada kesehatan fisiknya. “Saya tidak hanya merasa lebih bugar, tetapi juga lebih sehat secara keseluruhan. Berlari telah memberi saya rasa percaya diri yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Bagi Nikita, kunci utama dalam berlari adalah konsistensi dan fokus pada perbaikan diri. “Jangan terlalu memikirkan kecepatan orang lain. Fokus pada diri sendiri dan lihat perkembangan dari waktu ke waktu,” pesannya. Hal ini terbukti menjadi prinsip yang membantu banyak orang di Mamasa untuk tetap termotivasi dan bersemangat.
Berbeda dengan orang-orang yang mungkin hanya berlari saat ada acara tertentu, Nikita menjadikan lari sebagai bagian dari gaya hidup sehari-harinya. Ia percaya bahwa olahraga bukan hanya tentang kebugaran fisik, tetapi juga tentang menjaga kesehatan mental. “Lari memberi saya waktu untuk berpikir, untuk merencanakan, dan untuk melepaskan penat,” ujarnya.

Kini, lari telah menjadi bagian integral dari kehidupan Nikita, dan tak hanya dia, banyak orang di Mamasa yang mulai merasakan manfaatnya. “Saya merasa lebih bahagia dan lebih sehat. Berlari memberi saya ruang untuk berkembang, baik secara fisik maupun mental,” kata Nikita dengan penuh keyakinan.
Bagi mereka yang baru memulai, Nikita menyarankan untuk menikmati proses berlari tanpa terburu-buru. “Jangan khawatir soal kecepatan atau waktu. Fokuslah pada tujuan pribadi, apakah itu untuk menjaga kesehatan, kebugaran, atau sekadar menikmati proses,” ujarnya dengan senyum.
Kini, dengan semakin banyaknya orang yang terinspirasi oleh lari, Mamasa menjadi saksi dari perubahan gaya hidup yang lebih sehat. “Jika saya bisa melakukannya, banyak orang lain di Mamasa juga bisa,” tandas Nikita, yang kini menjadi simbol dari kebiasaan hidup sehat di kota kecil tersebut.