
Purwokerto, TeropongJakarta.com – Bagi Sissy, seorang ibu dua anak sekaligus pengelola Valera Motor Sport, waktu bukanlah lawan yang harus dikalahkan. Ia justru menjadikan waktu sebagai sahabat yang harus dikelola dengan baik. Prinsip itu pula yang membuatnya selalu tampak tenang, meski di balik kesehariannya tersimpan daftar panjang aktivitas.
“Tidak ada alasan untuk menunda aktivitas yang memang harus dilakukan secara rutin,” kata Sissy dengan senyum hangat. Ia percaya, urusan prioritas adalah kunci agar semua tugas berjalan. Dalam hidupnya, keluarga, diri sendiri, dan bisnis menjadi tiga poros utama yang tak pernah diabaikan.
Sissy menekankan, produktivitas seseorang bukan ditentukan oleh panjangnya daftar kegiatan, melainkan bagaimana seseorang mengatur semangat dan manajemen waktu yang baik. “Setiap orang memiliki waktu 24jam dalam satu hari, tapi ada yang bisa menyelesaikan lima aktivitas dalam sehari, ada juga yang sepuluh atau lebih. Semua sangat tergantung pada target & manajemen waktu,” ujarnya.

Setiap pagi, Sissy memulai hari dengan memastikan kebutuhan rumah terpenuhi. Dua anaknya menjadi alasan terbesarnya untuk selalu bergerak dengan energi penuh. Setelah itu, ia mengelola toko yang sudah lama dirintis. Menariknya, di tengah kesibukan itu, ia tetap konsisten menyisihkan waktu untuk hobinya: olahraga.
“Kalau punya manajemen waktu yang baik, semua bisa dilakukan,” katanya pelan. Gym, berkendara dengan motor, hingga latihan di rumah menjadi rutinitas yang ia jalani dengan disiplin. Olahraga, bagi Sissy, bukan hanya urusan kebugaran fisik, melainkan kebutuhan untuk menjaga semangat hidup.
Motivasinya sederhana, tetapi kuat. “Saya ingin menemani keluarga menua dalam keadaan sehat, kuat, dan bahagia,” ujar Sissy. Prinsip itu menjadi pengingat setiap kali rasa lelah datang menghampiri. Ia yakin, kebahagiaan seorang ibu adalah fondasi kebahagiaan keluarga.

Sissy mengakui, olahraga kini bukan lagi sekadar keinginan. Ada masa ketika ia merasa pikirannya penat dan emosinya mudah meledak. Namun setelah berkeringat, ia merasakan ketenangan yang sulit dijelaskan. “Rasanya seperti terlahir kembali,” katanya.
Momen itulah yang membuatnya semakin yakin bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan merawat tubuh. Ia berharap kebiasaan positif ini akan menjadi warisan bagi anak-anaknya. “Anak saya yang usia 6,5th sudah sangat ingin memiliki tubuh yang sixpack dan berotot karena menurut dia bagus,” tutur Sissy, matanya berbinar.
Dukungan keluarga menjadi kekuatan lain. Anak-anaknya kerap meniru kebiasaan ibunya. Dari mulai peregangan ringan sampai ikut bermain sepeda bersama. Bagi Sissy, keterlibatan mereka membuat rutinitas menjadi lebih menyenangkan.

Kepada para ibu lain, Sissy berbagi pesan sederhana. “Jangan jadikan status ibu rumah tangga sebagai alasan untuk malas berolahraga,” katanya. Menurutnya, olahraga tidak harus dilakukan di pusat kebugaran. Bahkan di rumah, sambil mengawasi anak, aktivitas fisik tetap bisa dijalankan.
Yang terpenting, tutur Sissy, adalah konsistensi. “Tidak perlu lama. Sedikit asalkan konsisten pasti ada hasilnya,” ujarnya. Ia percaya, seorang ibu yang sehat dan kuat akan lebih siap mendampingi tumbuh kembang anak hingga dewasa.
Di akhir percakapan, Sissy menegaskan bahwa setiap ibu berhak merawat dirinya sendiri tanpa rasa bersalah. “Kalau kita sehat dan bahagia, keluarga juga akan merasakannya. Karena jantung rumah tangga ada pada seorang ibu,” katanya. Pesan yang sederhana, namun penuh makna bagi siapa saja yang sedang belajar menyeimbangkan peran dalam kehidupan.